Pandemi, Perusahaan Pembuat Vaksin Covid-19 seperti Pfizer Diperkirakan Raup Untung Hingga Ratusan Triliun

14 Agustus 2021, 12:30 WIB
Vaksin Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan Pfizer bersama mitranya BioNTech dan Moderna /www.pymnts.com

KABAR WONOSOBO – Perusahan pembuatan vaksin Covid-19 Pfizer Inc, BioNTech, dan Moderna Inc diperkirakan akan meraup triliunan rupiah dari penjualan suntikan vaksin yang dapat menyaingi penjualan tahunan vaksin flu senilai $6 miliar atau sekitar Rp84 triliun.

Selama beberapa bulan, perusahaan mengatakan mereka berharap bahwa orang-orang dapat mendapatkan suntikan penuh.

Hal itu pun diperkirakan akan membutuhkan dosis ekstra vaksin dari perusahaan mereka untuk memperkuat perlindungan diri dan menangkis varian virus corona baru.

Baca Juga: Ada Kasus Radang Jantung pada Penerima Vaksin Pfizer Israel, Belum Ditetapkan Sebagai Efek Samping

Diketahui jika sekarang semakin banyak pemerintah, termasuk Chili, Jerman dan Israel, telah memutuskan untuk menawarkan dosis vaksin untuk menangkal varian virus baru.

Mereka berencana untuk memberikan dosis booster (vaksin ketiga) kepada warga yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah dalam menghadapi varian Delta yang menyebar cepat.

Kamis, 12 Agustus 2021 malam, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengesahkan kebijakan pemberian dosis booster vaksin dari Pfizer Inc (PFE.N) dan Moderna Inc (MRNA.O) untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Baca Juga: Antivirus Covid-19 dalam Bentuk Pil Pfizer Siap Beredar Akhir 2021, Bisa Dikonsumsi Langsung di Rumah

Pfizer, bersama dengan mitranya BioNTech, dan Moderna telah bersama-sama mendapatkan keuntungan pasti lebih dari $60 miliar atau sekitar Rp 840 triliun dalam penjualan suntikan hanya pada tahun 2021 dan 2022.

Penjualan tersebut mencakup pasokan dua dosis awal vaksin dalam potensi booster untuk negara-negara kaya.

Ke depan, para analis memperkirakan pendapatan lebih dari $6,6 miliar (Rp92,4 triliun) untuk proyek Pfizer/BioNTech dan $7,6 miliar (Rp106,4 triliun) untuk Moderna pada tahun 2023.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna Belum Digunakan di Indonesia, Berikut Alasan Pemerintah RI

Para peneliti pasar menyebutkan perusahaan itu pada akhirnya akan meraup pasar tahunan menetap di sekitar $5 miliar (Rp70 triliun) atau lebih tinggi, dengan asumsi ada pembuatan obat tambahan.

Sementara itu, para pembuat vaksin mengatakan bahwa bukti adanya peningkatan tingkat antibodi pada orang yang divaksinasi setelah enam bulan dan penurunan tingkat infeksi pada negara-negara yang terkena varian delta setelah mendapat vaksin booster.

Atas pembuktian tersebut tentunya akan semakin banyak negara yang membutuhkan booster vaksin yang pastinya akan menaikkan keuntungan untuk perusahaan yang semakin besar.

Baca Juga: Temuan Israel, Efektivitas Vaksin Pfizer Menurun untuk Cegah Covid-19, Diperparah Munculnya Varian Delta

"Kami tidak tahu seperti apa kekuatan pasar nantinya. Kita akan melihat populasi apa yang berisiko, nilai apa yang kita ciptakan, dan berapa jumlah produk yang diperlukan. Pastinya itu pada akhirnya akan berdampak pada harga,” kata Presiden Moderna Stephen Hoge dalam sebuah wawancara.

Sementara Pfizer menolak berkomentar atas kabar tersebut, namun para eksekutif mengatakan mereka yakin dosis ketiga akan diperlukan 6 hingga 8 bulan setelah vaksinasi.***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler