Pil Antivirus COVID 19 Merck Klaim Mampu Kurangi Separuh Kematian

5 Oktober 2021, 16:11 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay.com/geralt

KABAR WONOSOBO - Obat antivirus berbentuk pil pertama di dunia buatan Merck, Amerika Serikat mengklaim mampu mengobati virus COVID-19 dan mengurangi pasien rawat inap dan kematian hingga separuhnya.

"Itu melebihi apa yang saya pikir dapat dilakukan obat dalam uji klinis ini. Ketika Anda melihat pengurangan 50% dalam rawat inap atau kematian, itu adalah dampak klinis yang substansial," kata Dean Li, wakil presiden penelitian Merck, dikutip Kabar Wonosobo dari The Guardian, Selasa 5 Oktober 2021.

Obat dari Merck yang dikenal sebagai MSD di luar AS, dan Ridgeback Biotherapeutics, akan menjadi obat pertama yang dapat dikonsumsi oleh pasien berisiko di rumah. 

Baca Juga: Dianggap Tidak Cakap Tangani Pandemi Covid-19, Presiden Brazil Jair Bolsonaro Dituntut Mundur

Pil tersebut berbentuk kapsul kecil berwarna cokelat.

Merck menyebut akan mengajukan ijin penggunaan darurat untuk obat di AS pada otoritas setempat dalam dua minggu ke depan. 

Selain itu Merck akan mencari jalan agar pil buatannya dapat digunakan di beberapa negara lain.

Jika disetujui, obat antivirus akan menjadi pil sederhana pertama yang terbukti efektif melawan Covid-19 dan akan menandai kemajuan besar dalam perang melawan pandemi. 

Baca Juga: Studi Para Ahli Sebut Kopi Dapat Menurunkan Risiko Terpapar COVID 19

Uji coba yang dilakukan Merck dilakukan pada 775 orang dewasa dengan Covid ringan hingga sedang, yang dianggap berisiko lebih tinggi untuk penyakit parah karena masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, atau penyakit jantung. 

Setengah responden diberi pil selama lima hari, yang disebut molnupiravir, yang tersedia dalam bentuk kapsul kecil berwarna cokelat yang diminum dua kali sehari.

Dari jumlah tersebut, 14 persen responden dalam kelompok plasebo dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan hanya 7 persen dari mereka yang menerima obat. 

Baca Juga: BTS Akui Pandemi Covid 19 Membuat Mereka Merindukan Konser dan Menyapa ARMY

Tidak ada kematian pada kelompok obat setelah periode waktu tersebut, dibandingkan dengan delapan kematian pada kelompok plasebo.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler