Review Lengkap Novel Amba - Laksmi Pamuntjak

29 November 2023, 12:30 WIB
Review novel Amba karya Laksmi Pamuntjak. /Instagram/@laksmiwriter/Laksmi Pamuntjak

KABAR WONOSOBO - Laksmi Pamuntjak bukan hanya seorang jurnalis yang tulisannya sempat dimuat di laman The Guardian, tetapi juga seorang novelis tersohor di Indonesia. Berbagai karya Laksmi Pamuntjak menghiasai deretan best seller di toko-toko buku, salah satunya yaitu Amba.

Amba sendiri merupakan novel roman dan sejarah yang ditulis oleh Laksmi Pamuntjak sebelum muncul dengan kumpulan cerita pendek Kitab Kawin. Pembaca acara dari Podcast Kitab Kawin tersebut menggabungkan kisah romansa Amba dan Bhisma Rasyid dalam sebuah intrik politik di tahun 1960-an silam.

Review Lengkap Novel Amba - Laksmi Pamuntjak

Baca Juga: Sinopsis Novel Amba karya Laksmi Pamuntjak: dari Epos Mahabharata hingga Kerusukan G30S PKI

Membaca kisah Amba dan Bhisma di novel yang diterbitkan pula dengan judul The Question of Red ini membawa pembaca unutuk meragukan banyak hal. Mulai dari prinsip hidup hingga kebenaran sejarah di balik salah satu peristiwa paling berdarah di Indonesia, G30S PKI.

Novel karya Laksmi Pamuntjak ini berhasil membawa pembaca untuk menelusuri kisah Amba, sulung dari tiga bersaudara yang bertemu dengan sosok Bhisma. Keduanya sendiri diambil dari dua karakter dalam salah satu epos yang juga terkenal di Indonesia, Mahabharata.

Novel dari Laksmi Pamuntjak ini tidak hanya fiksi yang membahas mengenai kisah cinta tragis di antara Amba dan Bhisma. Namun, juga membahas dengan epik tentang kepelikan politik memuakkan, prinsip hidup, hingga kebebasan.

Melalui kisah Amba dan kedua adik kembarnya, Ambika dan Ambalika yang dibesarkan dalam budaya Jawa yang kental, Laksmi Pamuntjak juga memberikan kritik dalam buyada dan mitos.

Laksmi Pamunjtak memberikan kritik atas “budaya” terkait perempuan Jawa yang dituntut untuk selalu ‘dipingit’ selalu ‘manut’ sebab mitos yang mengatakan demikian. Amba adalah perempuan yang bebas. Sementara Bhisma dalam novel ini menjelma menjadi seorang dokter dengan ilmu tinggi, idealis, dan petualang.

Baca Juga: Sinopsis Perjanjian Gaib: Dibintangi Ayu Laksmi, Disutradarai Film 'Aku Tahu Kapan Kamu Mati'

Amba adalah novel setebal 500-an halaman yang tidak hanya menyajikan akhir dari kisah cinta Amba dan Bhisma yang terpisah berkat tragedi G30S PKI, tentang kerelaan Salwa yang gagal meminang Amba, serta tentang pembahasan politik, sejarah, dan sebagainya yang mengenang.

Laksmi Pamuntjak sukses merangkai kisah berdasarkan epos Mahabharata, Amba, putri dari Kasi yang dicampakkan dan seumur hidup menyimpan dendam yang meluap-luap kepada Bhisma.

Kisah masyhur itu menjelma menjadi Amba-Bhisma di tahun 1965, di tengah gempuran peristiwa paling bersejarah di Indonesia yaitu G30S PKI yang penuh gejolak, enak untuk dibaca, runut untuk diikuti, dan tetap mengingatkan bahwa negara ini menyembunyikan luka mengerikan.

Blurb Novel Amba

Baca Juga: LIVE REPORT: Miss Universe 2022 Top 16, Begini Nasib Miss Universe Indonesia 2022 Laksmi De Neefe Suardana

Tahun 2006: Amba pergi ke Pulau Buru. Ia mencari orang yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru. Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali. Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. “Aku dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab tua.” Tapi ia meninggalkan kotanya. Di Kediri ia bertemu Bhisma. Percintaan mereka terputus dengan tiba-tiba di sekitar peristiwa G30S di Yogyakarta. Dalam sebuah serbuan, Bhisma hilang selama-lamanya. Baru di Pulau Buru, Amba tahu kenapa Bhisma tak kembali.

Demikian review singkat novel Amba karya Laksmi Pamuntjak, salah satu roman sejarah yang layak untuk dibaca. Amba, Pulang, Namaku Alam, hingga Gadis Kretek adalah beberapa novel yang ditulis penulis perempuan Indonesia yang menyenggol intrik politik tahun 1960-an silam. ***

Editor: Khaerul Amanah

Tags

Terkini

Terpopuler