Simak Penjelasan Tentang Belum Bayar Hutang atau Telat Qadha Puasa Tahun Lalu Sampai Ramadhan Tahun Ini

- 2 April 2022, 10:56 WIB
Bagaimana jika belum membayar atau mengqadha puasa tahun lalu?
Bagaimana jika belum membayar atau mengqadha puasa tahun lalu? /Pixabay.com./obpia30

KABAR WONOSOBO - Puasa Ramadhan 1443 H telah ditetapkan Kementerian Agama jatuh pada Minggu 3 April 2022. Lalu bagaimana jika kita belum membayar atau qadha puasa tahun lalu?

Artikel berikut akan membahas bagaimana jika seseorang lupa membayar hutang puasa dimana puasa tahun ini sudah sangat dekat.

Allah SWT mewajibkan puasa Ramadhan bagi setiap orang hang memenuhi syarat. Namun kadang ada beberapa sebab dimana membuat seseorang tidak berpuasa.

Baca Juga: Tak Ada yang Lihat Hilal, Kemenag Tetapkan Puasa Ramadhan Minggu 3 April

Mereka yang tidak berpuasa, diharuskan membayar hutang puasa sebelum masa puasa Ramadhan berikutnya.

Beberapa alasan yang membuat orang tidak atau membatalkan puasa misalnya sedang menyusui, sakit, atau sebab yang membuatnya tidak kuat berpuasa.

Mereka dalam kategori itu wajib membayar fidyah di samping mengqadha puasa yang pernah ditinggalkan.

Baca Juga: Kapan Awal Puasa 2022 NU? Sabtu atau Minggu, Berikut Penjelasannya

والثاني الإفطار مع تأخير قضاء) شىء من رمضان (مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر) لخبر من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي فخرج بالإمكان من استمر به السفر أو المرض حتى أتى رمضان آخر أو أخر لنسيان أو جهل بحرمة التأخير. وإن كان مخالطا للعلماء لخفاء ذلك لا بالفدية فلا يعذر لجهله بها نظير من علم حرمة التنحنح وجهل البطلان به. واعلم أن الفدية تتكر بتكرر السنين وتستقر في ذمة من لزمته.

Artinya, “(Kedua [yang wajib qadha dan fidyah] adalah ketiadaan puasa dengan menunda qadha) puasa Ramadhan (padahal memiliki kesempatan hingga Ramadhan berikutnya tiba) didasarkan pada hadits, ‘Siapa saja mengalami Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,’ (HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi).

Di luar kategori ‘memiliki kesempatan’ adalah orang yang senantiasa bersafari (seperti pelaut), orang sakit hingga Ramadhan berikutnya tiba, orang yang menunda karena lupa, atau orang yang tidak tahu keharaman penundaan qadha.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Puasa Ramadhan 2022 Marhaban Ya Ramadhan 1443 H

Tetapi kalau ia hidup membaur dengan ulama karena samarnya masalah itu tanpa fidyah, maka ketidaktahuannya atas keharaman penundaan qadha bukan termasuk uzur.

Sementara dari keterangan Syekh Nawawi Banten, kita dapat melihat apakah ketidaksempatan qadha puasa hingga Ramadhan berikutnya tiba disebabkan karena sakit, lupa, atau memang kelalaian menunda-tunda.

Kalau disebabkan karena kelalaian, tentu yang bersangkutan wajib mengqadha dan juga membayar fidyah sebesar satu mud untuk satu hari utang puasanya.

Baca Juga: Penggemar Dibuat Gembira, Kim Seon Ho Muncul Perdana Setelah Skandal Mantan Pacar

Sebagaimana diketahui, satu mud setara dengan 543 gram menurut Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah. Sementara menurut Hanafiyah, satu mud seukuran dengan 815,39 gram bahan makanan pokok seperti beras dan gandum.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah