Salah satunya mengadukan temannya, ia berkata, “Wahai Allah, ambilkanlah untukku, kezaliman yang dilakukan saudaraku ini (padaku)!”
Maka Allah berfirman kepada orang yang mendzalimi tersebut, “Berikanlah kepada saudaramu kezalimanmu itu (yakni kebaikannya, untuk menebus kezaliman yang telah dilakukannya saat di dunia kepada saudaranya itu)!”
“Wahai Rabbi, bagaimana aku bisa melakukannya sedangkan aku tidak (lagi) memiliki kebaikan sedikitpun!!” Kata Lelaki yang zalim itu.
Allah berfirman kepada lelaki yang menuntut tersebut, “Bagaimana engkau meminta darinya, sedangkan ia tidak memiliki lagi kebaikan sedikitpun!”
Baca Juga: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Waktu-Waktu yang Dicintai Allah
“Diambilkan dari keburukan-keburukanku, ya Allah, dan pikulkanlah kepada dirinya!”
Memang seperti itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dosa atau kezaliman yang berhubungan dengan manusia (termasuk hutang), tidak cukup hanya dengan bertobat kepada Allah.
Urusan tersebut harus diselesaikan (dihalalkan) dengan pihak yang bersangkutan ketika masih hidup di dunia.
Jika tidak, kejadiannya akan seperti yang diceritakan Nabi Muhammad SAW tersebut di atas.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Thank You Allah - Maher Zain, Cocok Diputar Saat Momen Lebaran
Ketika melihat pemandangan itulah Nabi Muhammad SAW merasa bersedih dan hampir menangis melihat keadaan umatnya yang memilukan tersebut.