Namun kembali lagi, kita harus bisa membagi waktu antara organisasi dan waktu belajar kita.
Dengan begitu kita akan mengembangkan salah satu soft skill yang ada, yaitu kemampuan manajemen waktu.
Dalam perkuliahan, kita harus dapat memanfaatkan waktu serta sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya.
Mahasiswa yang aktif berorganisasi dan yang tidak aktif berorganisasi tentunya memiliki level soft skill yang berbeda.
Soft skill merupakan komponen dari hard skill. Hard skill berkaitan dengan IQ (Intellectual Quotient), otak kiri, serta kemampuan teknis dan akademis seseorang yang diperlukan dalam dunia kerja.
Baca Juga: 3 Profesi Pekerjaan yang Paling Dicari di Era Metaverse, Mulai Tingkatkan Skill-mu Agar Bersaing
Sementara soft skill berkaitan dengan EQ (Emotional Quotient), otak kanan, serta kemampuan non-teknis dan non-akademis seseorang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengembangkan hard skill dapat dilakukan dengan penguasaan teori suatu bidang yang ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Sederhananya, hard skill seperti ilmu yang dipelajari ketika sekolah baik mengenai teori, keahlian teknis, atau pengetahuan khusus suatu bidang tertentu.