KABAR WONOSOBO - Denny Darko, magician, membahas soal polemik yang terjadi dalam keluarga komedian, Sule, antara Nathalie Holscher dan Putri Delina.
Sebelumnya, diketahui kalau Putri Delina mengungkapkan perasaannya terkait sang ibu yang sudah meninggal dunia dalam salah satu podcast Maia Estianty.
Curhatan Putri Delina tersebut menuai hujatan netizen, dan diduga ada sosok yang diarah dalam perkataannya yaitu ibu sambungnya, yakni Nathalie Holscher.
Akhirnya, dalam salah satu insta Story di Instagram Nathalie Holscher, dia membahas mengenai sosok yang bermuka dua, menyukai drama dan pencitraan.
Baca Juga: Ramalan Tarot 27 Juni 2022: Ingat Sejarah Dirimu Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo
Kembali netizen menduga status tersebut merujuk pada anak sambungnya dari Sule, yaitu Putri Delina.
Berkaitan dengan ini, menurut Denny Darko masalah yang ada di antara mereka ini sesuatu yang lumrah terjadi.
"Sesuatu yang sebenarnya sebuah keajaiban yang hanya dimiliki oleh wanita, yaitu rasa cinta dan cemburu, keinginan yang didasari dari perasaan mendalam dan kecintaan mereka terhadap seseorang," katanya.
Sehingga dia berpendapat ini hal positif jika diarahkan pada orang yang tepat.
Baca Juga: Ramalan Tarot 27 Juni 2022: Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Jangan Menyangkal Rasa Cemas
Namun menjadi negatif bila ternyata ada dua wanita yang mempunyai perasaan sama-sama besar, tetapi mempunyai konflik ketika menyampaikan rasa tersebut.
Denny Darko pun menyebutkan kalau mungkin saja sosok yang dituju dalam status Nathalie Holscher benar untuk Putri Delina.
Akan tetapi, bisa juga untuk semua perempuan di Asia, yang disebutnya bermuka dua, menyukai drama, dan pencitraan.
"Dan kenapa saya bilang hanya wanita Asia? Sebenarnya bukan hanya wanita Asia ya, tetapi wanita yang ada di katulistiwa," tutur dia.
Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar It'll Be Okay Shawn Mendes Populer Dicover Rachel Grae
"Kenapa bermuka dua? Karena wanita-wanita di negara ini itu tidak diperbolehkan menunjukkan emosi mereka yang sesungguhnya," sambungnya.
Dia menyampaikan para wanita di negara tersebut diperlakukan layaknya warga kelas dua.
Mereka harus selalu pasif dan memendam emosi, hingga ada juga yang dilarang berpendapat.
Akhirnya, pendaman emosi yang terus menerus ini membuat seorang manusia yang normal akan meledak.
Pasalnya mereka seolah dipaksa untuk memasang wajah baik meskipun dalam hati tak menyukai hal itu.
"Terutama saat wanita ini harus mengkoordinasikan satu hal ini harus suka dan tidak, nggak bisa di tengah-tengahnya," katanya, dikutip Kabar Wonosobo dari Youtube Denny Darko.
Dan mereka menyukai drama, karena seakan harus memihak salah satu jika terjadi perseteruan dua pihak, terutama bila berurusan dengan air mata.
Baca Juga: INFO LOKER: Lowongan Kerja Penerbangan PT Lion Air Group Juni 2022
Sehingga seolah harus ada pihak yang jahat dan juga baik dalam setiap peristiwa.
"Masalah pencitraan coba siapa yang di sini yang tidak bergabung dalam grup pengajian? Harus pakai kerudung yang sama, baju yang sama, sepatu yang sama, atau mungkin grup arisan gereja, atau yang lainnya, yang menunjukkan bahwa terkadang kita harus melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, membeli barang yang tidak kita butuhkan untuk membuat senang orang yang kita benci, ironi kan?" pungkas Denny Darko.***