Network
Diagnosa yang dibawa oleh psikolog yang bersaksi untuk Johnny Depp tersebut menyebut bahwa gangguan kepribadian tersebut membuat penderitanya ‘putus asa karena ketakutan akan ditinggalkan.’
Ketakutan tersebut dapat membuat penderita Borderline Personality Disorder tak jarang bersikap terlalu ‘ekstrim.’
Baca Juga: Update Kasus Johnny Depp: Opini Amber Heard di Washington Post Diatur Sesuai Rilis Aquaman
“Mereka sangat cemas akan penampilan, bisa berubah menjadi buruk, dan dapat kesusahan untuk mengakui kesalahan, membuat banyak masalah dalam hubungan dekat,” terang psikolog tersebut mengenai gangguan mental Borderline Personality Disorder.
“Mereka melakukan segala hal untuk mengungkapkan kemarahan,” sambungnya.
Tak hanya itu, dr. Shannon Curry juga menjelaskan mengenai Histrionic Personality Disorder atau gangguan kepribadian histronik.
Baca Juga: Update Kasus Johnny Depp: Amber Heard Singgung Nama Kate Moss di Persidangan
“Mereka butuh menjadi pusat perhatian, kondisi tersebut membuat mereka perlu mengarang cerita untuk mengungkapkan diri bahwa mereka adalah ‘korban’ atau ‘seorang putri’,” terang dr. Shannon Curry terkait gangguan kepribadian histronik.
Melalui kesaksian di persidangan yang libatkan Amber Heard dan Johnny Depp tersebut, dr. Shannon Curry menyebut bahwa bintang Aquaman tersebut terlalu ‘melebihkan’ mengenai gangguan PTSD yang ia derita.
PTSD sendiri merupakan kependekan dari Post-Traumatic Stress Disorder yaitu sebuah gangguan mental yang diderita setelah pasien mengalami peristiwa traumatis.
