"Aku benci bekerja untuk perusahaan yang memalukan," tulisnya, dikutip Kabar Wonosobo.
Lalu yang mengaku sebagai staf lainnya menyatakan bahwa dia sebagai korban dari kekerasan di sekolah sangat kecewa pada HYBE.
"Bagi pelakunya, mungkin itu hanya kesalahan kecil yang mereka lakukan di usia muda. Namun, bagi kami para korban, rasanya seperti bekas luka permanen yang tersisa sepanjang hidup," ujarnya.
"Tidak ada yang bisa menenangkanku, kecuali penggangguku mati. Bahkan sekarang, saya berjuang untuk mengatasi kenangan itu," sambungnya.
Dia mengatakan bahwa kisah lengkap yang terjadi terkait tindakan kekerasan di sekolah Kim Garam ini sudah diungkap pihak korban maupun pelaku.
Dan mempertanyakan seberapa besar para pemimpin di perusahaannya ingin menghancurkan agensi tersebut.
"Aku merasa sangat kecewa dengan mereka yang membuat keputusan dan menulis pernyataan (mendukung Kim Garam)," tulis dia.
Dia menambahkan keyakinannya pada HYBE telah mencapai titik terendah, dan fandom artis dari label lain pun bahkan mengirimkan spam kepada mereka dengan komentar negatif.
"Akankah Source Music bertanggung jawab untuk ini? Saya merasa malu setiap kali saya mengaku sebagai karyawan HYBE," katanya.***