KABAR WONOSOBO – Ada anggapan yang beredar di kalangan para pelaku industri dan penikmat film bahwa film yang bagus justru tidak laku di pasaran.
Kualitas bagus atau tidak sebuah film sesungguhnya tergantung pada film art dan film komersial, menurut seorang produser film.
Film art biasanya masuk melalui jalur festival sementara film komersial mendistribusikan hasil karyanya ke bioskop.
Baca Juga: Deretan Film Mengerikan yang Disebut Bikin Dejavu dan Trauma
Pasar film di Indonesia merupakan pasar yang tidak mudah didefinisikan secara teori, pasalnya banyak film-film bagus yang justru tidak ramai peminatnya.
- Istirahatlah Kata-Kata
Film ini menceritakan kisah kehidupan Wiji Thukul, seorang sastrawan dan aktivis yang melawan rezim Order Baru yang dibumbui dark comedy.
Karya-karya dari Wijil Thukul sebagian besar berisi kritikan terhadap ketidakadilan penguasa.
Baca Juga: Rekomendasi Lima Film Horor Terbaik Indonesia
Puisi-puisi Wiji Thukul yang selalu lugas dan lantang justru membuat dirinya mengalami berbagai kesulitan dalam kehidupannya.
Dalam pemutarannya, film ini tidak bertahan lama di bioskop, bahkan aparat mendatangi bioskop yang menayangkan film ini.
Padahal, sutradara dari film ini menerima penghargaan di International Film Festival di Bulgaria.
Baca Juga: Film Horor The Medium Menjadi Perwakilan Thailand Untuk Oscar 2022
- Babi Buta yang Ingin Terbang
Film ini mengisahkan kehidupan masyarakat etnis Tionghoa saat kaum pribumi sedang gencar melakukan persekusi.
Di sini diceritakan soal cina sebagai identitas di negeri yang mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Mengangkat isu nasionalisme di antara masyarakat etnis Tionghoa yang kerap terpinggirkan, menjadikan film ini mendapat banyak penghargaan internasional.
Baca Juga: Kabar Baik! Kim Seon Ho Dipastikan Tetap Menjadi Pemain Utama Film 'Sad Tropics'
- Siti
Film dengan format hitam putih ini mengangkat kelamnya kehidupan masyarakat kelas bawah.
Film ini bercerita tentang perjuangan hidup Siti (Sekar Sari), seorang ibu muda berusia 24 tahun yang harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Meski jarang diminati, film dengan budget rendah ini berhasil menang Festival Film Indonesia, 3 Piala Citra, serta menang dalam festival di Shanghai dan Singapura.
- Senyap
Film dokumenter ini mengangkat kisah kelam di balik pembantaian PKI tahun 1965 dari sudut pandang korban.
Film ini bahkan masuk nominasi film dokumenter terbaik Oscar pada tahun 2016, tapi sayang film ini tidak banyak diminati masyarakat Indonesia.***