KABAR WONOSOBO - Mengangkat isu kekerasan dan bullying di sekolah, The Glory menjadi salah satu serial original Netflix yang mendapat banyak perhatian dari penonton.
Selain karena dibintangi oleh aktris Song Hye Kyo, The Glory yang menceritakan balas dendam pada pelaku bullying berhasil membuat penonton tertarik.
The Glory bukanlah satu-satunya drama Korea yang mengangkat isu bullying, namun The Glory berhasil menggambarkan brutalnya kekerasan di sekolah dengan lebih grafis.
Kekerasan yang ditampilkan, seperti menyundut kulit dengan setrika listrik atau alat pengeriting rambut menimbulkan pertanyaan di benak penonton mengenai keaslian dari tindakan tersebut.
Apakah tindakan kekerasan itu hanya sebatas fiksi guna dramatisasi atau memang terinspirasi dari kisah nyata?
Kekerasan sekolah di Korea Selatan bisa lebih parah
Program bertajuk News High Kick yang tayang di MBC radio pernah mencoba mengundang seorang komisaris sekolah sebagai narasumber.
Choi Woo Sung yang bekerja sebagai komisaris sekola di Kantor Pendidikan Gyeonggi Suwon mencoba berbicara mengenai kekerasan sekolah yang terjadi di dunia nyata.
Choi yang juga bertugas mengawasi kasus kekerasan sekolah turut menanggapi adegan kekerasan yang muncul dari serial The Glory, dan jawaban Choi cukup membuat tercengang.
“Kenyataannya bahkan lebih buruk,” ungkap Choi Woo Sung dikutip Kabar Wonosobo dari Koreaboo.
Baca Juga: UPDATE The Glory Part 2: Bocoran Plot, Jadwal Rilis, dan Pemeran yang Kembali
Sebelumnya, warganet sempat digegerkan dengan berita di forum internet yang menyebut bahwa adegan alat pengeriting rambut terinspirasi dari kasus nyata.
Benar saja, Choi memberikan contoh kasus kekerasan sekolah yang hampir mirip dengan adegan The Glory tersebut.
Menurut penuturan Choi, pada tahun 2006 dilaporkan bahwa sekelompok siswa di sebuah sekolah menengah di Cheongju menyerang seorang siswa selama sekitar 20 hari berturut-turut.
Kelompok yang dipimpin oleh Kim yang saat itu berusia 15 tahun memukuli korban dengan tongkat baseball, membakar lengannya dengan alat catok rambut di dalam kelas, dan mencakar dadanya dengan jepitan.
“Saat itu, korban mengalami luka bakar parah dan tulang ekor menonjol. Ia membutuhkan 5 sampai 6 minggu rawat inap,” jelas Choi.
“Para pelaku juga mengaku bahwa mereka telah menghukum korban dengan merobek keropeng yang terbentuk di bekas lukanya dengan kuku mereka,” lanjutnya.
Baca Juga: Sinopsis Lengkap The Glory Part 1: Cinta Lee Do Hyun Terhalang Misi Balas Dendam Song Hye Kyo
Lebih lanjut, Choi juga mencontohkan kasus lain yang melibatkan anak di bawah umur.
Pada tahun 2021, seorang siswa asing diserang oleh sekelompok siswa sekolah menengah.
Tidak cukup hanya menyerang secara fisik, para pelaku bahkan merekam penyerangan tersebut dan menyebarkannya di forum-forum internet.
Baca Juga: The Glory Part 2 Bakal Tayang 10 Maret 2023: Akhir Balas Dendam Song Hye Kyo kepada Im Ji Yeon dkk
Dalam kasus lain yang terjadi pada 2020, seorang korban bahkan dipaksa meminum air seni oleh sekelompok siswi di sebuah asrama di Cheonghak-dong.
Namun sayangnya, sebagian besar kekerasan di sekolah dilakukan oleh anak-anak di bawah usia 14 tahun, yang memungkinkan mereka mendapatkan perlindungan hukum.
Mereka tidak bisa dijatuhi hukuman pidana dan hanya dijatuhi hukuman ringan seperti pelayanan masyarakat atau penahanan remaja.***