Minari Sukses di Oscar, Dikritik Tak Relevan dengan Tren Imigrasi Saat ini Oleh Warga Korea Selatan

- 4 Mei 2021, 10:05 WIB
Salah satu adegan dalam film Minari asal Korea Selatan yang sukses di Academy Awards 2021. Tangkapan layar kanal Youtube A24.
Salah satu adegan dalam film Minari asal Korea Selatan yang sukses di Academy Awards 2021. Tangkapan layar kanal Youtube A24. /Youtube.com/ A24

KABAR WONOSOBO – Minari menjadi salah satu film yang membawa sisi nostalgia bagi warga keturunan Asia di Amerika Serikat, sayangnya di negara asalnya tidak demikian.

Sebagian orang di Korea Selatan menganggap ‘Minari’ menyajikan gambaran yang terlalu kuno tentang imigrasi ke Amerika Serikat, terutama bagi kaum muda.

Sebagai informasi, ‘Minari’ yang disutradarai oleh seorang keturunan Korea Selatan-Amerika dinominasikan pada enam kategori Academy Awards, termasuk film terbaik dan sutradara terbaik.

Baca Juga: Sinopsis Film Labuan Hati, Persahabatan 3 Wanita berawal dari Kecintaan pada Laut

Bahkan Youn Yuh-jung berhasil menjadi aktris asal Korea Selatan pertama dalam sejarah Oscar yang berhasil membawa pulang gelar aktris pendukung terbaik.

Menurut IMDb, ‘Minari’ yang dirilis di tengah masa pandemi berhasil mengantongi pendapatan sebesar US$ 11 juta dari pemutarannya di seluruh dunia, US$ 7 juta di antaranya dihasilkan di Korea Selatan.

‘Minari’ ditonton oleh lebih dari 10 juta orang di bioskop Korea Selatan dalam waktu dua bulan setelah dirilis pada tahun 2019, menjadikannya salah satu film yang paling banyak ditonton dalam sejarah Korea.

 Baca Juga: Sinopsis Film Futuristik Chaos Walking Bertabur Bintang, Tom Holland, Daisy Ridley hingga Mads Mikkelsen

Film tersebut dianggap sukses karena masuk sebagai salah satu nominator Oscar dan adanya unsur Korea Selatan dalam film tersebut

‘Minari’ sendiri mengisahkan tentang keluarga petani imigran asal Korea Selatan tahun 1980-an yang tinggal di Pedesaan Arkansas.

Saat itu diperkirakan ada sekitar 350.000 orang Korea Selatan yang berimigrasi ke Amerika Serikat pada 1980-an setelah adanya kebijakan liberalisasi perjalanan dan studi ke luar negeri.

 Baca Juga: Perankan Drummer Tunarungu di Sound of Metal, Riz Ahmed Jadi Muslim Pertama yang Msuk Nominasi Oscar

Kementerian luar negeri Korea Selatan menyebutkan, imigran Korea Selatan mencapai puncaknya pada tahun 1986 dengan 30.500 orang berpindah ke Amerika Serikat, tetapi kemudian melambat menjadi 8.000 per tahun pada tahun 2000-an, dan terakhir sekitar 4.000 setelah AS memperketat kontrol perbatasan karena serangan 11 September 2001.

"Memang benar orang kurang tertarik dengan 'Minari' karena topiknya, karena sekarang ini kebanyakan hanya orang kaya yang berimigrasi ke Amerika," kata Jeong, seorang guru berusia 35 tahun.

Data kementerian luar negeri Korea Selatan menunjukkan, sebagian besar imigran baru Korea Selatan pergi ke Amerika Serikat hanya untuk pekerjaan atau perjalanan bisnis bernilai hampir satu juta dolar.

 Baca Juga: Beberapa Hal Baru ini Jadi Perhatian di Piala Oscar Academy Awards 2021, Keberagaman hingga Tempat Baru

Ketegangan rasial pasca penembakan Atlanta baru-baru dan tingginya jumlah kasus virus korona dan kematian di Amerika Serikat memperburuk citra negara tersebut sebagai tujuan imigrasi.

Park Soo-hui yang memiliki kerabat di Amerika Serikat mengatakan film itu mengingatkan pada kesulitan yang dialami kerabatnya setelah pindah ke Amerika Serikat pada awal 1990-an.

"Tapi saat kami menonton film bersama, cucu perempuan saya merasa iri, mengatakan tidak semua orang bisa pergi ke sana."

 Baca Juga: Ringkasan Film Bohemian Rhapsody, Kisahkan Detail Perjalanan Queen yang Jadi Biografi Musikal Terlaris

‘Minari’ adalah film Korea Selatan kedua yang membuat sejarah di Academy Awards setelah "Parasite" yang tahun 2020 berhasil menggondol empat penghargaan, salah satunya kategori film terbaik, dari enam nominasi yang didapatkannya.

Data Dewan Film Korea (KOFIC) menunjukkan Film yang diputar kembali di Korea Selatan pada 3 Maret 2021 itu berhasil menarik sekitar 925.000 penonton pada hari pertama pemutarannya.

Jung Duk-hyun, seorang kritikus budaya, mengatakan penonton domestik lebih fokus pada Youn bukan hanya karena ia mendapatkan nominasi Oscar, tetapi juga karena menggambarkan nenek yang “mandiri, nakal dan keren," citra wanita yang tengah digandrungi masyarakat Korea.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Reuters.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah