KABAR WONOSOBO - Anime Record of Ragnarok: Shuumatsu no Valkyrie telah resmi rilis Season 2 melalui layanan streaming Netflix.
Telah sampai di pertarungan keempat, anime dari proyek garapan Ajichika, Shinya Umemura, dan Takumi Fukui munculkan dua tokoh baru.
Keduanya adalah Hercules atau Heracles dari kubu dewa dan Jack the Ripper yang menjadi perwakilan manusia.
Baca Juga: Mengenal Jack the Ripper, Lawan Hercules di Episode 1 Anime Record of Ragnarok Season 2
Mengambil sederet mitologi hingga Yunani sampai Buddha, Shuumatsu no Valkyrie merupakan anime yang menceritakan mengenai laga akbar dari para dewa dan manusia.
Pertandingan tersebut muncul berkat ide dari salah satu Valkyrie, Brünnhilde, ketika pertemuan agung di Valhalla berlangsung.
Melalui pertemuan tersebut, kehidupan umat manusia tengah di ujung tanduk mengingat rencana untuk melakukan pemusnahan massal.
Baca Juga: Sinopsis Pertarungan Record of Ragnarok antara Raiden Melawan Siwa
Namun, Brünnhilde yang berasal dari golongan Valkyrie memberikan usul berupa pertarungan di antara wakil dewa dan manusia untuk menentukan nasib tersebut.
Mengawali Season 2, Record of Ragnarok: Shuumatsu no Valkyrie sampai di pertempuran keempat dengan kekalahan sementara di kubu manusia.
Namun, dari para dewa sendiri telah mengalami kekalahan sebelumnya, seperti dari kemenangan Kojiro Sasaki atas Poseidon.
Baca Juga: Link Nonton Legal Record of Ragnarok Shuumatsu no Valkyrie Season 2, Bukan Anoboy!
Bertarung setelah Poseidon, Hercules yang merupakan setengah dewa dan setengah manusia menjadi lawan dari Jack the Ripper.
Berbeda dari Nikola Tesla, Adam, hingga Kojiro Sasaki dan Lu Bu yang juga berasal dari kubu manusia, Jack the Ripper tidak memiliki reputasi yang terlalu baik.
Seperti diketahui sebelumnya, Record of Ragnarok sendiri mengambil mitologi maupun tokoh di dunia nyata.
Baca Juga: Streaming Anime Record of Ragnarok Season 2 Subtitle Indonesia, Legal Bukan Anoboy atau Samehadaku
Sebut saja Lu Bu yang atau Lü Fengxian yang merupakan Panglima jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara, Jack the Ripper merupakan sosok penjahat.
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman The Guardian, Jack the Ripper merupakan penjahat terkenal di Britania Raya.
Lebih tepatnya, sosok yang selama ratusan tahun tidak diketahui identitas aslinya tersebut merupakan pelaku dari, setidaknya, lima korban mutilasi di Whitechapel, London, di akhir abad ke-18.
Pada tahun 2014, sebuah buku dari Russell Edwards berjudul 'Naming Jack the Ripper' menyebut seorang imigran Polandia bernama Aaron Kosminski sebagai identitas asli Jack the Ripper.
Hal tersebut diduga berasal dari selendang yang ditemukan di korban keempat sosok tersebut yang ditemukan.
Edwards sendiri mengklaim bahwa bukti tersebut ditemukan dari selendang milik Catherine Eddowes, korban Jack the Ripper, ditemukan.
Baca Juga: SPOILER! Sinopsis Record of Ragnarok Season 2 Episode 1: Jack the Ripper vs Hercules
Russell Edwards sendiri membeli selendang yang lantas disebut jadi bukti asli sosok di balik Jack the Ripper pada tahun 2007.
Sebelum lantas benda tersebut diserahkannya kepada Jari Louhelainen, seorang pakar biologi molekular yang lantas meneliti DNA yang ditemukan di sana.
Sosok Aaron Kosminski yang berusia sekitar 23 tahun sendiri disebut merupakan sosok imigran asal Polandia sekaligus identitas asli Jack the Ripper.
Baca Juga: Sinopsis Record of Ragnarok, Pertarungan Antara Manusia vs Dewa yang Resmi Rilis Kemarin
Kendati demikian, dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Science, beberapa kritikus menyebut hal tersebut tidak berdasar.
Terutama tidak ditemukannya selendang selama penyelidikan kasus kematian Catherine Eddowes yang menjadi korban Jack the Ripper.
Jack the Ripper sendiri merupakan penjahat kelas kakap di akhir abad ke-18 yang dijadikan tokoh fiktif di anime Record of Ragnarok.
Muncul di episode awal Record of Ragnarok: Shuumatsu no Valkyrie Season 2, Jack the Ripper menjadi lawan Hercules, salah satu tokoh terkenal dalam mitologi Yunani.
Baca Juga: Jadi Simbol Wanita Jahat, Medusa Rupanya Simpan Kisah Lain yang 'Tak Dianggap'
Ikuti Artikel Kami Selengkapnya di Google News.***