Network
KABAR WONOSOBO - Akan resmi tayang pada November 2023 mendatang, Netflix Indonesia rilis potret perdana Dian Sastro sebagai Dasiyah. Dasiyah sendiri adalah karakter sentral dalam serial garapan Ifa Isfansyah dan Kamila Andini, Gadis Kretek. Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala, Gadis Kretek yang berlatar tahun 1960-an dan Indonesia di masa modern menampilkan Dian Sastro sebagai pemeran utama.
Profil Dian Sastro
Dindra Paramitha Sastrowardoyo atau yang kerap disapa Dian Sastro merupakan salah satu jajaran pemeran wanita Indonesia papan atas. Adu akting dengan Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka di serial Gadis Kretek yang rilis di Netflix, Dian Sastro sebelumnya melejit lewat film Ada Apa dengan Cinta?.
Baca Juga: 4 Tokoh Utama Serial Netflix 'Gadis Kretek' yang Siap Rilis November Mendatang
Mulai dikenal luas sebagai sosok Cinta dalam film 'Ada Apa dengan Cinta?', Dian Sastro sendiri telah tergabung dalam berbagai judul film, baik sebagai pemeran utama maupun hanya muncul dengan bit kecil. Aktris kelahiran 16 Maret 1982 tersebut tersebut juga terhitung telah menjadi lawan main berbagai nama aktor, mulai dari Nicholas Saputra, Titi Kamal, Adinia Wirasti, Reza Rahadian, hingga Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka lewat serial Gadis Kretek.
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala, Gadis Kretek mendapuk Dian Sastro sebagai Dasiyah alias Jeng Yah. Karakter sentral di serial Netflix garapan BASE Entertainment tersebut menjadi sosok penggerak cerita.
Dasiyah yang diperankan Dian Sastro merupakan sosok di balik perusahaan kretek atau rokok Kretek Gadis di Kota M. Kemampuan meramu Dasiyah membuatnya mulai mengembangkan perusahaan kretek tersebut. Namun, hidupnya perlahan berubah selepas pertemuannya dengan Soeraja yang diperankan Ario Bayu.
Dasiyah dan Soeraja sendiri merupakan karakter utama di serial Gadis Kretek di alur tahun 1960-an. Seperti diketahui, Gadis Kretek sendiria dalah serial yang menggunakan dua latar waktu berbeda, yaitu Indonesia di era penjajahan Belanda sekitar tahun 60-an, dan di masa modern yang mempertemukan Lebas dan Arum.
