Ketika rombongan tiba di Khasan, pos perbatasan Rusia di daerah timur jauh negara itu, mereka disambut oleh koleganya dari Kementerian Luar Negeri dan diantarkan ke bandara di Vladivostok.
Dalam pernyataan terpisah, kementerian mengatakan perjalanan dengan kereta dorong adalah satu-satunya cara yang bisa ditempuh para diplomat untuk melintasi perbatasan.
Pada sebuah kesempatan jumat lalu, Juru bicara Kremlin, Dmitri S. Peskov, yang juga seorang diplomat karir mengatakan sulitnya kehidupan diplomat.
“Terkadang kehidupan seorang diplomat bisa jadi sangat keras dan sulit. Kehidupan yang indah dan elegan hanyalah kulit luarnya saja.”
Korea Utara menutup pintu perbatasan pada Januari 2020 karena khawatir wabah Covid-19 akan membanjiri sistem kesehatan publiknya dan memperburuk keadaan ekonomi yang memang sudah sulit di bawah sanksi internasional.
Jenderal Robert B. Abrams, komandan militer Amerika Serikat di Korea Selatan, mengatakan pada bulan September lalu bahwa negara itu juga telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasannya dengan China.
Bahkan pasukan tersebut telah diberi instruksi untuk menembak siapapun yang berusaha masuk ke Korea Utara melalui jalur tersebut untuk mencegah penyelundup membawa masuk virus korona.
Mengutip The New York Times, media pemberitaan setempat menyebutkan bahwa Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, menolak bantuan internasional yang diperuntukkan kepada negaranya setelah banjir bandang yang terjadi di negara itu musim panas lalu. Hal itu dilakukannya dengan alasan ketakutan akan penyebaran virus Covid-19.