Dewan tersebut memprediksi akan ada hampir 1.000 perusahaan Israel yang bekerja di atau melalui UEA pada akhir tahun untuk melakukan bisnis dengan Asia Selatan, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Orna Barbivai mengatakan bahwa dalam kesepakatan tersebut, tarif makanan, pertanian, kosmetik peralatan medis dan obat-obatan akan dihapus.
Baca Juga: Miris! Wartawan Al Jazeera Tewas Tertembak Peluru Tentara Israel Ketika Liputan Perang
"Bersama-sama kita akan menghilangkan hambatan dan mempromosikan perdagangan yang komprehensif dan teknologi baru, yang akan membentuk dasar yang kuat untuk jalan kita bersama, akan berkontribusi pada kesejahteraan warga dan mempermudah melakukan bisnis," ungkap Barbivai.
Mirisnya, penandatanganan tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekerasan Israel dan Palestina.
Bahkan Senin 30 Mei 2022 lalu Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan mengutuk penyerbuan kompleks Al Aqsa di Yerusalem oleh 'pemukim ekstremis di bawah perlindungan pasukan Israel'.
Baca Juga: Pasukan Israel Gunakan Granat Kejut dan Gas Air Mata Bentrok Umat Muslim di Al Aqsa
Kemenlu UEA juga meminta Israel untuk mengurangi ekskalasi dan mengakhiri serangan terhadap Palestina demi menjaga stabilitas kawasan.
Di hari yang sama dengan penandatanganan kerja sama itu, media-media yang sebelumnya diundang untuk meliput tiba-tiba tidak diberi akses untuk menghadiri acara tersebut tanpa adanya alasan yang jelas.
Ambisi UEA