Seratus lima puluh poin dapat ditukar dengan sebungkus mie, sementara 1 kg beras diberikan sebagai hadiah untuk 1.000 poin.
Insentif menarik banyak orang dengan penduduk yang memahami kebutuhan mendesak untuk menangani limbah dengan lebih baik.
“Saya sudah mengurangi sepertiga sampah saya, daripada membuangnya ke tempat pembuangan akhir,” kata seorang warga.
“Selain itu, sisa makanan bisa dijadikan pupuk tanaman atau pakan ternak, sehingga tidak terbuang sia-sia. Kami berharap bahwa kami dapat melakukan ini demi generasi berikutnya.” imbuhnya.
“Selama skema ini berlanjut, saya ingin terus mendaur ulang semua limbah makanan saya. Saya telah melihat beberapa orang yang lebih tua dari saya, setelah mereka belajar cara mengoperasikan tempat sampah, mereka juga bersedia untuk berpartisipasi.” ujar penduduk lain.
Terlepas dari keberhasilan relatif, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah uji coba akan tetap ada, karena pemerintah perlu mempelajari lebih lanjut keefektifan biayanya.
Pemerintah Hong Kong telah menyusun rencana untuk mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sampahnya dan mengatasi pengelolaan limbah di kota tersebut yang menghasilkan sekitar 3.400 ton limbah makanan setiap hari.
Beberapa limbah makanan kota berasal dari tempat-tempat seperti restoran, hotel, pasar, dan bahkan industri pengolahan makanan.