"Siapa orang kita yang mengirim ke Kedutaan Swiss? Allahua'lam Bissahawab," tambahnya, dikutip Kabar Wonosobo dari Youtube tvOne News.
Dia menyampaikan, baginya tidak masuk ke Swiss atau Belanda bukan masalah besar karena bisa tausiyah.
Ditambah lagi masyarakat Indonesia yang berada di negara-negara tersebut tidak begitu banyak dan dapat mengikuti kajian melalui online.
Namun, terkait dirinya yang dideportasi dari Singapura, UAS menyebut ada tiga catatan yang diungkapkannya.
Saat kejadian tersebut dia membawa anak kecil berusia empat tahun dan juga bayi tiga bulan.
Baca Juga: Terkena Gangguan Mental, Keluarga Medina Zein Minta Kasus Penipuan Diselesaikan Secara Kekeluargaan
"Secara manusia, mereka ini kenapa menjadi robot, setelah saya baca-baca masyarakat terlelah di dunia ini orang Singapura," ujarnya.
"Mungkin mereka ini terlalu lelah sampai tidak bisa lagi membedakan mana bayi mana manusia," sambung dia.
Dia menyampaikan bahwa selama empat jam di ruangan yang menurutnya tidak layak UAS menggendong sang anak.