KABAR WONOSOBO - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pasca pertandingan BRI Liga 1 antara Arema FC VS Persebaya terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Laporan terakhir menyebut 131 fans Arema kehilangan nyawa dengan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Melalui penemuan investigasi forensik media The Washington Post, penyebab utama dari jatuhnya ratusan korban tragedi hitam lapangan sepak bola Indonesia tersebut adalah gas air mata yang ditembakkan polisi.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Polri Bongkar Alasan PT LIB Ogah Ganti Jam Pertandingan Arema FC vs Persebaya
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Pikiran Rakyat, laporan terbaru menyebut bahwa ditemukan sejumlah gas air mata yang telah kedaluwarsa dalam tragedi tersebut.
"Ada beberapa (gas air mata) yang ditemukan (kedaluwarsa), ya. Yang tahun 2021 ada beberapa," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri pada Senin, 10 Oktober 2022.
Peran polisi dalam tragedi Kanjuruhan sendiri vital lantaran tembakan gas air mata.
Bahkan menurut beberapa kesaksian yang telah diberitakan redaksi Kabar Wonosobo menyebut, bahwa polisi tidak memberikan peringatan akan tembakan gas air mata tersebut.