Network
"Hingga puluhan tahun aktivisme yang akhirnya diakui dengan diterimanya Presidential Medal of Freedom, Bill menyerukan ketidakadilan dengan keterusterangan yang tak kenal ampun yang dia maksudkan akan mengganggu status quo, dan dengan contoh kuat bahwa, meskipun tidak pernah dengan niatnya yang rendah hati, selamanya akan menginspirasi kerja tim, tidak mementingkan diri sendiri, dan perubahan yang bijaksana," tambahnya.
Sementara itu, istri dan teman-teman Bill mengucapkan terima kasih karena telah mendoakan suami dan teman mereka yang kini sudah tiada.
Selama periode 15 tahunnya, Bill memiliki karier yang luar biasa bagi seorang pemain basket dalam sejarah olahraga.
Baca Juga: Ryan Tedder 'One Republic' Bocorkan Kolaborasi Anyar dengan Grup K-Pop Terkenal, BLACKPINK?
Di USF, dia adalah All-American dua kali, memenangkan dua kejuaraan NCAA berturut-turut dan memimpin tim meraih 55 kemenangan berturut-turut.
Selain itu, dia juga memenangkan medali emas di Olimpiade pada 1956.
Selama masa 13 tahunnya di Boston, Bill membawa Celtics ke final NBA sebanyak 12 kali, memenangkan kejuaraan 11 kali, dan dua gelar terakhirnya ketika dia menjadi pelatih kulit hitam pertama NBA.
Baca Juga: Pekerja Migran Dilatih Enumerator untuk Mendata Perlindungan Sosial di 6 Desa Wonosobo
Meraih MVP lima kali dan All-Star 12 kali, Bill menempati posisinya sebagai SG yang luar biasa, hingga merevolusi konsep pertahanan NBA.
Dalam kariernya, 21.620 rebound berhasil diselesaikannya, dengan rata-rata 22,5 per game, dan memimpin liga dalam rebound empat kali.
