Tesla batal investasi di Indonesia, Analisis Archandra Tahar Ungkap Indonesia Memang Belum Siap

26 Februari 2021, 08:20 WIB
Mobil Listrik yang diproduksi oleh Tesla /instagram.com/ @archandra.tahar

 

KABAR WONOSOBO – Sudah seminggu dunia bisnis Indonesia dihebohkan dengan unggahan mantan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar di platform media sosialnya di Instagram dan Facebook. Pasalnya dalam unggahannya tersebut, Arcandra mengupas alasan dibalik batalnya Tesla untuk menanamkan investasi di Indonesia.

Dalam analisis yang diunggahnya dalam tiga bagian di postingn Instagram, Tahar mencoba untuk menjelaskan keputusan yang diambil oleh pimpinan Tesla, Elon Musk. Ia menyebutkan bahwa sebenarnya Tesla lebih berminat untuk berinvestasi di India atau Israel.

Arcandra membuka pemaparannya dengan menjelaskan mengenai terbentuknya Centre of Excellence yang ada dan berhasil dikembangkan di Amerika Serikat. Diantaranya pusat industri finansial di New York, pusat industri di bidang energi di Houston, pusat industri teknologi di Silicon Valley dan Detroit sebagai pusat industri otomotif.

 Baca Juga: Apple Car dengan Teknologi Self-Driving Diproduksi Mulai 2024, Fokus pada Efisiensi Baterai Tingkat Tinggi

Tahar menutup postingan pertamanya dengan sebuah pertanyaan kritis, “Kenapa Mobil listrik Tesla tidak dikembangkan di kota Detroit yang sudah punya ekosistem untuk industri otomotif tapi justru dikembangkan di Sillicon Valley?”

Melalui unggahan keduanya Mantan Wakil Menteri ESDM itu juga melanjutkan hipotesisnya. Yaitu dengan mempertanyakan soal Silicon Valley, suatu wilayah identic dengan teknologi IT di California yang jelas sudah ikonik sejak kemunculan Steve Jobs.

“Secara pasti tidak ada yang tahu kenapa Elon Musk memilih Silicon Valley untuk mendirikan Tesla. Namun kami menduga Tesla membutuhkan sejumlah aspek strategis untuk membangun produknya,” ungkapnya pada unggahan instagram pribadinya @arcandra.tahar sepekan lalu (19/2/2021).

Baca Juga: Intip Spesifikasi New Pajero Sport Dakar Ultimate 4×4 AT Punya Banyak Fitur Gahar, Dilaunching Pekan Ini

Dari pernyataannya tersebut Tahar menyiratkan bahwa keinginan Elon Musk hanya akan terwujud jika ia membangun usahanya di Centre of Excellence yang menyediakan sumber daya dan ikilm yang mendukung perkembangan teknologi, bukan lagi otomotif.

“Menarik untuk menduga bahwa Tesla membangun manufacturing plant dan technology centre-nya di Silicon Valley karena kebutuhan akan tiga hal: sumber daya manusia yang sangat terampil di bidang IT dan engineering, technology chips yang mutakhir, dan venture capitalist (pemodal) yang berani mendanai proyek start up yang beresiko tinggi.” Imbuhnya pada unggahan yang sama pada 19 Februari 2021.

Oleh karenanya, lanjut Arcandra di unggahan bagian ketiganya, Tesla tentunya akan mencari tempat yang memiliki iklim usaha serupa dengan Silicon Valley. Dua kandidat terkuat yang paling mendekati spesifikasi tersebut adalah Tel Aviv di Israel dan Bangalore, India.

Baca Juga: Harga Setengah Miliar, New Pajero Sport yang Punya Segudang Fitur Baru Berikut Ini, is it worth it?

Sebelum Tesla, Bangalore telah lebih dahulu menjadi rumah bagi brand-brand otomotif besar seperti Mercedes-Benz, Great Wall Motors, General Motors, Continental, Mahindra & Mahindra, Bosch, Delphi and Volvo. Selain itu, munculnya ekosistem ini juga membuat banyak start-up sejenis Tesla yang berminat untuk mendirikan perusahaan di sana.

Lain halnya dengan Israel yang memiliki Silicon Wadi. Tempat yang meniru iklim industri Silicon Valley ini menjadi tempat berkumpulnya talenta-talenta terbaik di bidang IT di dunia. Intel, IBM, Google, Facebook, Microsoft, dan Motorola dan banyak perusahaan teknologi dunia mendirikan technology centre-nya di kota ini.

Dalam unggahannya, Arcandra memaparkan, ekosistem tersebut terbentuk berawal dari sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, dan negaranya dapat menjaga ekosistem tersebut selama bertahun-tahun sehingga meyakinkan para investor untuk membuka usaha di sana.

Baca Juga: New Pajero Sport Diluncurkan Bareng Pembalap Rifat Sungkar, Desain Dirombak Pakai Kick Sensor 'Ditendang'

Sebelum mengakhiri ulasannya, Arcandra memberikan prediksinya. Ia berspekulasi bahwa nantinya Tesla akan memilih untuk melebarkan usahanya di Bangalore, India. Selain upah tenaga kerja dan biaya hidup yang rendah, India juga merupakan pasar otomotif yang besar.

Arcandra menutup pemaparannya dengan sebuah masukan penting terkait SUmber Daya Manusia (SDA) dan Sumber daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia.

 “Indonesia memang punya SDA luar biasa dan SDM potensial. Namun, pemerintah harus membangun ekosistem yang baik lebih dulu agar bisa meyakinkan investor,” pungkasnya.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler