In the Name of God: A Holy Betrayal, Apa Penyebab Kematian Massal Park Soon Ja dan Pengikut Lima Samudra?

- 9 Maret 2023, 12:06 WIB
Park Seon Ja, salah satu tokoh dalam Docuseries Netflix In The Name of God: A Holy Betrayal yang juga pemimpin dari Perusahaan Lima Samudra atau Five Oceans
Park Seon Ja, salah satu tokoh dalam Docuseries Netflix In The Name of God: A Holy Betrayal yang juga pemimpin dari Perusahaan Lima Samudra atau Five Oceans /The Cinemaholics/

KABAR WONOSOBO - Kasus kematian massal yang melibatkan pemimpin sekte bernama Lima Samudra dalam docuseries In The Name Of God: A Holy Betrayal hingga kini masih menjadi misteri. 

Dalam In The Name Of God: A Holy Betrayal, terdapat beberapa spekulasi mengenai kematian 32 orang di loteng sebuah pabrik di Gyeonggi-do, Korea Selatan. 

Docuseries In The Name Of God: A Holy Betrayal juga menggambarkan kejanggalan yang ada dalam kematian Park Soon Ja dan 31 pengikutnya tersebut. 

Baca Juga: Setelah In The Name Of God: A Holy Betrayal Dirilis Netflix, Bagaimana Nasib Maple Yip Sekarang?

Kematian Massal Sekte Lima Samudra

Pada 29 Agustus 1987, 28 wanita dan 4 pria tewas dalam luka jerat di leher di sebuah pabrik di Gyeonggi-do, Korea Selatan. 

Mayat-mayat tersebut ditumpuk dalam dua kelompok, sedangkan satu pria yang diketahui sebagai Lee Gyeong Su ditemukan tewas menggantung di tengah ruangan. 

Spekulasi bermunculan terkait kematian pemimpin sekte beserta pengikutnya tersebut. Sebagian pihak percaya bahwa kasus tersebut adalah murni bunuh diri massal. 

Namun sebagian yang lainnya beranggapan bahwa ada keterlibatan pihak lain yang sengaja membunuh 32 orang tersebut. Hingga kini, alasan dan cara mereka mati masih menjadi misteri. 

Baca Juga: Ngeri! Sutradara ‘In The Name Of God: A Holy Betrayal’ Terima Teror dan Ancaman dari JMS Saat Proses Syuting

Park Soon Ja Melakukan Penipuan dan Pencurian

Tiga belas hari sebelum penemuan 32 jasad, Park Soon Ja dipanggil pihak kepolisian atas tuduhan pengeroyokan. 

Seorang pria dipukuli ketika meminta kembali uang yang ia investasikan kepada perusahaan Park Soon Ja. 

Ketika diperiksa kepolisian, Park Soon Ja berpura-pura pingsan dan kabur setelah dibawa ke Rumah Sakit. 

Baca Juga: Link Nonton Docuseries In The Name Of God: A Holy Betrayal dan 4 Kasus Seram yang Dibahas

Selama menjadi direktur perusahaan Lima Samudra, Park Soon Ja membuat citra dirinya sebagai orang suci yang mengelola sebuah panti asuhan. 

Nyatanya, panti asuhan tersebut adalah penitipan anak para pekerja. Ia juga membujuk para pekerja untuk menyetorkan uang kepadanya dengan iming-iming pengembalian dengan bunga tinggi. 

Namun uang bernilai 10 miliar won tersebut hilang dan tidak pernah dikembalikan kepada para kreditur. 

Baca Juga: Sutradara In The Name Of God: A Holy Betrayal Ungkap Fakta Mengejutkan, Kenyataannya 10 Kali Lipat Lebih Parah

Kejanggalan Kematian Park Soon Ja

Park Soon Ja mengklaim dirinya nabi dan berhasil memanipulasi pengikutnya untuk setia hingga akhir kepadanya. 

Dokumenter yang disutradarai oleh Cho Sung Hyun tersebut mengungkapkan bahwa banyak personel forensik tidak yakin bahwa Lee Gyeong Su, pria yang meninggal gantung diri di tengah ruangan diperintahkan untuk membunuh 31 orang lainnya. 

Ditemukan luka melingkar di leher Lee Gyeong Su yang menunjukkan bahwa manajer pabrik tersebut juga tewas dicekik dan bukan karena gantung diri. 

Baca Juga: Penjelasan Docuseries In The Name Of God: A Holy Betrayal, Siapakah Maple Yip?

Forensik juga tidak menemukan luka di tangannya sebagai tanda ia telah mencekik korban lainnya. 

Berbeda dari kebanyakan dokter forensik, kepala forensik justru meyakini bahwa kasus tersebut adalah pembunuhan berencana. 

Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya trauma benda tumpul di kepala Park Soon Ja. 

Baca Juga: 4 Fakta Mengerikan dari Docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal, Pelaku Masih Punya Banyak Pengikut

Lokasi loteng yang beralas kayu tipis diyakini tidak bisa dijadikan lokasi untuk membunuh 32 orang tersebut, jadi ia yakin bahwa para korban dibunuh di tempat lain dan dipindahkan ke atas loteng. 

Investigasi lebih lanjut mengarah pada penemuan Samwoo Trading Company yang bekerja dengan Lima Samudra. 

Penyelidik yakin Yoo Byeong Un, pendiri Sanwoo menggunakan Lima Samudra sebagai pengumpul uang. 

Dokumenter berteori bahwa Yoo Byeong Un sengaja mengatur bunuh diri massal Lima Samudra melihat bahwa semua korban adalah kreditur tertinggi di perusahaan Lima Samudra. ***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Cheatsheet Showbiz Cheat Sheet


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x