Gerakan Cinta Serayu di Wonosobo Rayakan World Environment Day Pilih Desa Mlandi Garung

7 Juni 2022, 18:49 WIB
World Environment day 2022, Wonosobo menggelar kegiatan dengan fokus gerakan untuk memperhatikan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu. di Mlandi Garung, 7 Juni 2022. /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO - Bertepatan dengan World Environment day 2022, Wonosobo menggelar kegiatan dengan fokus gerakan untuk memperhatikan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu. Hal ini mengingat Wonosobo menjadi area Hulu sungai Serayu yang mencakup beberapa kabupaten lain di Jawa Tengah.

Agenda launching gerakan Cinta Sungai Serayu diadakan di desa Mlandi kecamatan Garung. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Widhi Purwanto menyebut bahwa gerakan itu berawal dari keprihatinan dengan kondisi Sungai Serayu yang semakin memburuk.

"Kondisi tersebut nampak dari terjadinya degradasi atau penurunan kualitas lingkungan di wilayah aliran Sungai Serayu yang disebabkan oleh terjadinya erosi dan pencemaran lingkungan," tutur Widi.

Baca Juga: Jembatan Bambu sepanjang 15 meter Ambruk di Sindupaten Wonosobo, 1 Korban Meninggal 5 Lainnya Luka

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan  Hidup Kabupaten Wonosobo, Widhi Purwanto saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Desa Mlandi, Kecamatan Garung, Wonosobo pada Selasa 7 Juni 2022.

Widhi mengungkapkan Kabupaten Wonosobo memiliki peran strategis sebagai hulu dan menjadi tumpuan pertanian daerah yang dilalui Sungai Serayu diantaranya Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap.

Menurut data, lanjut Widhi, hingga tahun 2022 dampak erosi menyebabkan sedimentasi di Waduk Mrica hingga sepertiga kedalaman waduk yang sesungguhnya. Hal itu akan berpengaruh pada ketersedian listrik pada masa mendatang karena pengaruh pada debit air.

Baca Juga: Wujud Kepedulian Pada Lanjut Usia, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo Luncurkan Program MULIA

"Latar belakang dari kegiatan launching cinta serayu yang digabungkan dengan hari lingkungan hidup sedunia, sangat mendukung kegiatan yang bersifat global hingga regional. berangkat dari keperihatinan adanya degradasi kualitas lingkungan di DAS Serayu," katanya.

Yang paling penting dicermati adalah erosi, mengingat berkaitan dengan hajat hidup orang baik. dari sistem pertanian di DAS juga butuh konservatif jangan sampai merusak. berakhir ke ribuan meter kubik di bendungan mrica yang ada di Banjarnegara.

Sedimentasi jadi keperihatinan dan menurut data setinggi 1/3 dari volume sesungguhnya pada 2022 ini. kalau tidak ada penanganan di hulu terutama di Wonosobo ini, menurut datadan prediksi IP maka kapasitas akan turun dan di DAS Serayu ada 15 lokasi yang jadi konsen.

Desa Mlandi sebagai bagian dari DAS Serayu dan bisa dilihat percontohan sebagai stimulan untuk menggugah keperihatinan. Agenda penanaman serentak hari ini juga diiringi menebar benih ikan.

Baca Juga: Para Pedagang Pasar Induk Wonosobo Antusias Melongok Calon Los dan Kios

"DAS yang rusak selain Serayu ada Wonosobo dan ditekankan pada wilayah berkomoditas pertanian dan Bogowonto karena galian dan memang ada banyak masalah di sini (Serayu). Namun ualitas di Wonosobo masih bagus dan di daerah Hilir mungkin kualitasnya menurun," imbuhnya.

Prosentase kerusakan Serayu versus Bogowonto lebih pada pencemaran yang dinilai lebih banyak Serayu berpengaruh pada kualitas air. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menegaskan pihaknya ingin Gerakan Cinta Sungai Serayu tidak hanya menjadi acara seremonial belaka, namun harus berkelanjutan dan membumi pada masyarakat.

Sehingga akan muncul aksi dan gerakan lainnya untuk menjaga dan melestarikan alam. Afif berharap ke depan akan lahir tokoh tokoh dan berbagai kegiatan dalam rangka mendukung konservasi lingkungan, khususnya di aliran Sungai Serayu.***

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler