KABAR WONOSOBO – Tidak bisa dipungkiri sosok presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur menjadi tokoh yang sangat dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Mereka yang mencintai Gus Dur tidak hanya datang dari kalangan muslim saja.
Gus Dur memang terkenang sebagai sosok keberagaman dan memperjuangkan hak-hak dari kaum minoritas. Paska wafatnya Gus Dur pada Desember 2009 banyak dari kalangan masyarakat yang merasa bahwa nilai-nilai yang ditinggalkan Gus Dur harus dilanggengkan.
Maka dari itu dibawah komando putri Gus Dur, Alissa Wahid, berdirilah sebuah komunitas bernama Jaringan GUSDURian. Seperti dikutip KabarWonosobo.com dari laman gusdurian.net, Jaringan GUSDURian merupakan arena sinergi bagi para Gusdurian di ruang kultural dan non politik praktis.
Baca Juga: Jadi Kafe ‘Sunyi’ Pertama di Indonesia, Mute Area Tempat Berkarya para Difabel Tuli
Di dalam jaringan tergabung individu, komunitas/forum lokal, dan organisasi yang merasa terinspirasi oleh teladan nilai, pemikiran, dan perjuangan Gus Dur.
Dalam berjalanya komunitas, GUSDURian berfokus untuk melestarikan keteladanan Gus Dur yang dibagi menjadi sembilan nilai yang kemudian disebut sembilan nilai utama Gus Dur.
Hal itu disampaikan Rifa Mufidah selaku Sekretariat Nasional GUSDURian kepada reporter KabarWonosobo.com, bahwa 9 nilai utama Gus Dur meliputi ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan tradisi.
Baca Juga: Inilah 3 Kedai Es Legend yang Wajib Coba di Wonosobo, Harga per Porsinya Kurang dari 10K Semua
Sementara itu jejak keteladanan Gus Dur juga sampai di wilayah kecil Wonosobo Jawa Tengah. Masyarakat yang terdiri dari pemuda, tokoh agama, sampai dengan akademisi berkumpul dan melakukan diskusi seputar issu keberagaman.