Akses Kegiatan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat di Wonosobo Ditarget 140% pada 2023

- 3 April 2022, 19:49 WIB
penandatanganan perjanjian kerjasama dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) kegiatan DAK air minum, sanitasi, dan hibah air limbah setempat 2022.
penandatanganan perjanjian kerjasama dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) kegiatan DAK air minum, sanitasi, dan hibah air limbah setempat 2022. /Dinas Kominfo Wonosobo
 
KABAR WONOSOBO - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonosobo berkomitmen mewujudkan akses kegiatan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
 
Kepala Dinas DPUPR Wonosobo, Nurudin Ardiyanto menyebut target pada tahun 2023 akses kegiatan air minum dan sanitasi bisa mencapai 140%.
 
Hal itu diungkapkan Jumat, 1 April 2022 di Halaman DPUPR saat acara penandatanganan perjanjian kerjasama dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) kegiatan DAK air minum, sanitasi, dan hibah air limbah setempat 2022.
 
Jelasnya, pada tahun 2021 lalu, capaian target kegiatan air minum di angka 136,71% sedangkan sanitasi mencapai 138%.
 
Untuk itu supaya target 2023 tercapai dengan baik, maka sebanyak 32 tenaga fasilitator lapangan diterjunkan langsung di 40 desa se-Wonosobo dengan 45 kegiatan prioritas, dan target output 2542 sambungan rumah.
 
“Capaian target tahun lalu, untuk air minum di angka 136,71% sedangkan sanitasi mencapai angka 138%, dengan penerjunan tenaga fasilitator lapangan sebanyak 32 orang di 40 desa, maka tahun 2023 ditargetkan mencapai 140%,” tuturnya. 
 
Lanjut Nurudin, kegiatan tersebut juga sebagai upaya Pemda dalam menangani kasus kemiskinan ekstrim yang melanda 25 desa di Wonosobo, dimana salahsatu faktor penyebabnya adalah aspek sanitasi yang kurang baik.
 
 
Ia berpesan agar fasilitator mampu menjadi bagian dari pandu ibu pertiwi dalam mewujudkan akses air minum dan sanitasi yang sehat dan aman.
 
Kegiatan air minum dan sanitasi tak hanya berhenti di fisik dan infrastrukturnya saja namun dapat membangun kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungan yang berdampak pada segi sosial dan pemberdayaan efektif dan efisien. 
 
"Kegiatan air minum dan sanitasi ini tidak boleh berhenti di kegiatan fisiknya saja, melainkan harus berlanjut sehingga berdampak pada aspek rekayasa sosial dan infrastruktur yang berkelanjutan, saya tekankan struktur organisasi juga lebih diperkuat dalam kaitannya mengelola sanitasi di Wonosobo, program ini merupakan bagian upaya kita dalam mengentaskan permasalahan kemiskinan ektrim di 25 desa,” imbuhnya. 
 
Senada dengan Nurudin, Kepala Dinkes Wonosobo, dr Mohammad Riyatno mengatakan, kondisi sanitasi di Wonosobo saat ini belum menuju pada sanitasi yang aman melainkan masih pada posisi sanitasi tingkat dasar.
 
Mohammad Riyatno menekankan perlunya kerja keras dalam mewujudkan sanitasi dan kegiatan air minum berbasis pada masyarakat sesuai dengan intruksi Gubernur Jawa Tengah, yaitu kalkukasi capaian sanitasi Jawa Tengah 2023 sebesar 100%. Pihaknya beharap, dengan sanitasi yang aman akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang meningkat pula.
 
"Secara nasional targetnya 100%, di Jawa Tengah ditargetkan tahun 2023 sudah 100%, harapan saya masyarakat dapat mendapatkan air minum yang bersih dengan mudah sehingga akan meningkatkan kualitas hidupnya,” ungkapnya.
 
MoU Kegiatan Air Minum dan Sanitasi, dimulai dengan ditandatanganinya perjanjian kontrak oleh  Kepala Desa. Dengan waktu pengerjaan dalam 180 hari kalender atau 6 bulan, yang pertanggungjawabannya dibuat oleh masing-masing Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).***
 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Dinas Kominfo Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x