Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Es, Kenapa Disebut Juga Embun Upas? Ini Penjelasannya

- 30 Juni 2022, 16:54 WIB
Fenomena embun upas di Dataran Tinggi Dieng kembali terjadi pada Kamis dini hari di sekitar kompelks Candi Arjuna.
Fenomena embun upas di Dataran Tinggi Dieng kembali terjadi pada Kamis dini hari di sekitar kompelks Candi Arjuna. /Instagram.com/ @ora_alone

KABAR WONOSOBO - Fenomena embun beku di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mulai muncul.

Peristiwa yang juga disebut sebagai embun upas ini terjadi seiring dengan penurunan suhu di wilayah Dataran Tinggi Dieng.

Disampaikan oleh Alif Faozi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, bahwa peristiwa embun upas mulai terlihat pada Kamis dini hari.

Permulaan dari fenomena embun upas di Dieng ini terjadi di sekitar kompelks Candi Arjuna, walaupun masih tipis.

Baca Juga: Baru Episode 1, Money Heist-Korea: Joint Economic Area Munculkan Cameo Mengejutkan

"Awalnya saya kira kemunculan embun upas akan mundur karena beberapa hari kemarin masih sering turun hujan, tapi ternyata dini hari tadi embun upasnya mulai muncul meskipun masih tipis," katanya.

Alif Faozi menyampaikan bahwa munculnya fenomena ini biasanya akan sering terjadi seiring waktu, dan makin tebal ketika puncak musim kemarau, terutama saat suhu udara sangat dingin.

Akan tetapi, dia sendiri mengaku tak sempat mengukur suhu udara di Dieng saat terjadinya kemunculan embun upas pada Kamis, 30 Juni 2022.

Baca Juga: Unggah Story Instagram, G-Dragon Buat Penggemar Khawatir

"Namun sepertinya belum sampai minus 1,5 derajat Celcius hingga minus dua derajat Celcius seperti yang muncul dalam pemberitaan,

Mungkin iya kalau mengukurnya berdekatan dengan embun upas, tapi kalau agak tinggi mungkin hasilnya akan berbeda," ucap pria yang berasal dari Dieng ini.

Dia pun mengungkapkan bahwa pada 2019 suhu udara di Dieng pernah terasa sangat dingin, dan dikabarkan hingga mencapai minus 12 derajat Celcius menurut pengukuran di bawah atau dekat dengan embun yang membeku.

Kejadian tersebut ketika itu menyebabkan banyak tanaman kentang di Dieng akhirnya mati, akibat dari embun upas yang cukup tebal.

Baca Juga: 3 Pasangan Utama di Money Heist-Korea: Joint Economic Area, Denver Tergila-Gila dengan Tawanan Sendiri

Dikutip Kabar Wonosobo dari Antara, Alif menjelaskan alasan mengapa disebut sebagai embun upas, lantaran tanaman pada mati setelah terkena udara yang sangat dingin.

"Kenapa disebut embun upas? Itu sebetulnya karena tumbuhannya mati setelah udara begitu dingin dan embunnya membeku, sehingga ketika terkena matahari tanaman tersebut jadi menghitam seperti terkena racun," ucap dia.

Padahal, tidak ada upas atau racun yang terkandung di dalam embun tersebut, tetapi masyarakat melihat tanaman mereka menjadi hitam layaknya terkena racun.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Meskipun Engkau Belum Meyakini' Planet Tempatku Sembunyi dari Arsy Widianto

Karena alasan itulah fenomena ini disebut sebagai embun upas. Di sisi lain, fenomena ini pun tak dipungkiri menjadi keunikan dan daya tarik bagi wisatawan.

Pasalnya, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng seolah berselimutkan salju akibat dari embun upas ini.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah