Jiwo-jiwo Ngendong Pamerkan Karya 13 Peserta Residensi Kecil Tani Jiwo Selama Setahun Jelajahi Dieng

- 31 Januari 2023, 13:36 WIB
Pembukaan Jiwo-jiwo Ngendong dan tur expo presentasi, di Hostel Tani Jiwo Dieng Jumat 27 Januari 2023.
Pembukaan Jiwo-jiwo Ngendong dan tur expo presentasi, di Hostel Tani Jiwo Dieng Jumat 27 Januari 2023. /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

 

KABAR WONOSOBO – Selama sebulan penuh, Yayasan Desa Akar Karsa menggelar presentasi akhir residensi di Tani Jiwo Hostel Dieng yang dimulai sejak Jumat, 27 Januari hingga 25 Februari 2023 mendatang.

Agenda penutup program residensi itu bertajuk “JIWO-JIWO NGENDONG yang melibatkan 13 residen yang terdiri dari 7 personal dan 6 kelompok yang secara bergantian berkunjung ke Dieng sepanjang 2022.

Program Program Residensi Kecil Tani Jiwo telah berlangsung sepanjang setahun sebelumnya yakni sejak awal 2022 dan mengajak peneliti, seniman, serta praktisi seni, budaya, dan lingkungan untuk mengembangkan karyanya di Dieng.

“Mereka, jiwo-jiwo yang telah menuntaskan kunjungannya ke Dieng, meluangkan waktunya untuk duduk bersama, ‘ngendong’, melepas berbagai kesan yang tertinggal menyoal Dieng. Menetap beberapa waktu, berkunjung dari rumah ke rumah, ritus untuk situs, dan bentang alam satu ke bentang alam lain,” tutur salah satu panitia penyelenggara Rahma Azizah pada pembukaan expo presentasi, Jumat 27 Januari 2023.

Baca Juga: Rekomendasi 10 Oleh-oleh yang Wajib Dibawa saat Berlibur ke Dieng dan Wonosobo

Dijelaskan Rahma bahwa praktik residensi di Dieng mirip dengan retret keagamaan atau bisa juga ziarah ‘pilgrimage’, menggunakan perjalanan sebagai moda untuk mendapatkan inspirasi atau menyepi dari rutinitas keseharian residen, meskipun dua contoh di atas arahannya lebih ke hal-hal spiritual.

Dieng sebagai kawasan dataran tinggi, agaknya, sering dicari sebagai ruang eskapisme bagi masyarakat. Menawarkan hawa sejuk, pemandangan alam, dan estetika “nature is healing” yang sedang jadi tren pemuda di era media sosial seperti sekarang.

“Lewat program residensi ini, kami mengajak peserta untuk bersamasama belajar melihat suatu tempat tanpa perlu menggunakan oposisi biner saya dan mereka ‘the I and the others’. Bahwa saya adalah sesuatu yang familier, sedang mereka adalah sesuatu yang asing, yang liyan, sebuah cara berpikir warisan kolonial yang barangkali masih sering mengendap di kepala kita,” imbuhnya.

Pentas dan diskusi musik Bundengan oleh Said ABdulloh di pembukaan presentasi Jiwo-jiwo Ngendong di Tani Jiwo Dieng, 27 Januari 2023
Pentas dan diskusi musik Bundengan oleh Said ABdulloh di pembukaan presentasi Jiwo-jiwo Ngendong di Tani Jiwo Dieng, 27 Januari 2023 Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

Baca Juga: PENTING! 5 Tips Berwisata ke Dieng via Wonosobo yang Aman dan Nyaman

Residensi juga disebut Doni sebagai upaya dialogis menarasikan Dieng dari perspektif peserta residensi yang berasal dari beragam disiplin ilmu dan pengetahuan. Untuk selanjutnya diolah menjadi medium yang semoga bisa dipresentasikan kepada publik yang lebih luas, entah dalam bentuk tulisan, foto, video, performans, dan lain sebagainya.

“Sebanyak 13 peserta terpilih untuk datang dan belajar bersama, meski beberapa masih membutuhkan waktu lebih lama untuk menggali data yang mereka butuhkan dalam riset mereka. Merentang dari berbagai ranah: dari arsip foto keluarga, ritual, musik bundengan, hingga pemanfaatan tumbuhan dan tanaman. Dari sejarah lanskap di suatu area dan pembukaan lahan, hingga hilangnya batas antara waktu luang dan kerja lewat kedok healing,” kata Panitia ppenyelenggara Faris Alaudin.

Berbagai problematika Dieng yang diangkat diantaranya permasalahan pertanian, hama, hingga bahaya ekstraktif yang membayangi daerah Dieng.

Baca Juga: Gunung Dieng Naik Level Menjadi Waspada, BPBD Himbau Potensi Gas Beracun Hingga Jalur Evakuasi

“Melalui ngendong, mereka menyaksikan secara langsung kelindan antara industrialisasi pertanian, eksplorasi penggunaan lahan, dan juga komersialisasi yang kian melaju kencang. Sementara itu, dari dalam rumah-rumah warga terdengar kabar bahwa beberapa pengetahuan lokal dan spiritual perlahan-lahan berangsur menghilang,” jelasnya.

Dari 13 residen yang meramaikan Jiwo-Jiwo Ngendong terdapat berbagai karya yang cukup menarik dari lintas bidang diantaranya karya berupa rancangan busana yang terinspirasi pahatan di candi dieng, peta kain kawasan dieng, percobaan mengolah tanah di sekitar candi dan kawah untuk dibakar, kolaborasi dengan Swara Owa oleh Gardika Gigih dan Musik Sekitar serta alat musik khas Bundengan.

Juga ada yang mengambil tema pertanian seperti documenter Humatera tentang hama, meramban.  Serta aspek kultural historis seperti bekerja di bekas pabrik jamur Dieng, dokumentasi kolase Lengger, hingga presentasi yang mengangkat mata air dari Proyek Benggala.

Agenda Presentasi dibuka dengan penampilan musik Bundengan oleh Said Abdulloh serta diskusi tentang pertanian Dieng bersama para praktisi. Pihak yayasan juga menggelar pentas kesenian tradisional untuk masyarakat di Terminal Aswatama di malam hari dengan pentas topeng lengger.

Berikut Jadwal Kegiatan hingga 25 Februari mendatang:

RANGKAIAN ACARA “JIWO-JIWO NGENDONG: Presentasi Akhir Residensi Kecil Tani Jiwo”
RANGKAIAN ACARA “JIWO-JIWO NGENDONG: Presentasi Akhir Residensi Kecil Tani Jiwo” Yayasan Desa Akar Karsa


***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah