Sharma menginfokan bahwa proyek pembangunan kereta cepat di Indonesia ini memiliki biaya yang melonjak dari awal pembangunan.
Baca Juga: Amerika Serikat Diprediksi Gagal Bayar Utang, 6 Juta Orang Terancam Jadi Pengangguran Baru
“Proyek ini dimulai tahun 2015, 6 tahun kemudian biayanya melonjak menjadi 8 miliar dolar lebih dari semula 4,5 miliar dolar. Hampir dua kali lipat dari kesepakatan awal,” tutur Sharma.
Media tersebut terus menjelaskan bagaimana Indonesia menjadi terpaksa dalam meneruskan pembangunan transportasi tersebut.
“Lalu apa yang dapat dilakukan (Indonesia)?, Anda tidak bisa menghentikan proyek ini di tengah jalan. Jadi Indonesia merogoh APBN untuk membiayai proyek kereta cepat. Dan ini bisa jadi awal masalah,” kata presenter tersebut.
Utang tersembunyi Indonesia dan negara lainnya dinilai sangat berisiko dan bisa menjebak negara peminjamnya di masa depan.
Jika kedepannya China mengalami krisis finansial, negara-negara tersebut pun wajib segera membayar hutang-hutangnya.***