Ikuti Tips Bijak Gunakan Dating App, Ini Penjelasan Kasus Tinder Swindler yang Makan Banyak Korban

4 Maret 2022, 10:54 WIB
Shimon Hayut dikenal menipu wanita di aplikasi Tinder. /Netflix via Variety


KABAR WONOSOBO – Sebuah film dokumenter yang ditayangkan Netflix berjudul the Tinder Swindler membeberkan kisah penipuan dengan menggunakan jejaring dating app. Sang penipu berhasil menguras kekayaan para korban dengan berbagai dalih termasuk mencitrakan dirinya kaya raya dan tengah terbelit masalah.

Dari film The Tinder Swindler itu memberi pelajaran bahwa ternyata apa yang Nampak tidak selalu yang sebenarnya.

Dijelaskan prof. Rhenald Kasali dalam salah satu unggahan di akun Youtubenya, bahwa sebenarnya ada banyak motivasi ketika seseorang sedang mencari pasangan.

“Ada yang mencari hubungan seperti no string attach atau hanya untuk mendapatkan teman ngobrol. Tapi ada juga yang mencari pesangan lewat dating app hanya untuk mendapatkan sex,” tutur prof. Rhenald dalam penjelasannya.

Baca Juga: 5 Tipe Kepribadian Pria atau Male Personality dari yang Terbaik hingga Terburuk, Kamu Masuk Mana?

Selama pandemi, Tinder mendapatkan banyak pengguna baru dari jumlah anggotanya 55 juta orang bertambah dengan massif karena berbagai alasan keterbatasan interaksi.

“Pandemi membuat sebagian orang gagal menemukan jodohnya dalam “Marriage Market” di circlenya. Wajar banyak yang mencari dating online,” kata prof Rhenald.

Namun disebutkan juga bahwa masalahnya, di sana bukan hanya ada bucin yang niatnya mau kawin, tapi ada juga yang cari uang receh.

Bahkan kini banyak petualang yang flexing dengan jet pribadi dan gaya hidup wah seakan pantas menjadi pria masa depan. Di samping tak sedikit yang cuma cari teman ngobrol.

Baca Juga: Pahami Law of Attraction yang Kerap Digunakan untuk Mendapat Kekayaan Hingga Menarik Lawan Jenis

Yang berbahaya adalah mereka yang memiliki niat menipu, meski kebanyakan banyak mencari pasangan lewat dating app adalah just for fun atau for sex, no string attached, di samping Open BO.

“Kebayang nggak kalau bucin yang sudah kepincut pria masa depan cerdik yang flexing dengan skema Ponzi? Seberapa besar ini sudah terjadi di sini? Jangan salah, korban terbesarnya malah Boomers yg lahir antara 1946-1964,” kata prof Rhenald.

Dari pembahasan temuan Prof. Rhenald Kasali ternyata jenis penipuan di dating app mulai makan korban orang-orang berusia lebih dari 60 tahun.

“Jangan sampai Anda atau anak-anak Anda pun jadi korban,” kata Prof Rhenald.

Berikut adalah cara aman untuk menggunakan dating app atau menjaln hubungan dengan orang baru.

Baca Juga: 10 Karakter pria dengan tipe Sigma Male yang Membuatnya Menonjol dan Disalahartikan

Jangan libatkan asmara dengan uang meskipun alasannya terlihat masuk akal, harus dilandasi logika. Jangan tertipu penampilan yang terlihat menarik dan kaya.

Lakukan profiling ketika pertama kali berkenalan dan usahakan temui langsung
gunakan redflag atau kehati-hatian jika muncul hal mencurigakan.

Jika minta uang lebih baik tinggalkan, karena hubungan yang sehat tidak dilandasi dengan memberikan sesuatu apalagi uang.

Cari informasi lebih jauh tentang orang yang baru dikenal dan jangan beri detail tentang kehidupan pribadi kita. Karena data diri kita bisa direplikasi bahkan ada praktik pengiriman uang dengan paksa karena ada praktik pencucian uang.

Baca Juga: Pelajari 20 Aturan Penting untuk Pria Agar Sukses di Usia Muda, Rahasia dari Patrick Bet-David

pahami bahwa saat ini the economics of marriage sudah berubah dengan cara berpikir yang berubah pula. Mengingat saat ini banyak dilakukan penipuan dengan skema ponzi yang berjalan di Tinder.

Yang terakhir adalah bahwa dalam dating online tidak ada yang namanya genuine connection alias koneksi nyata apalagi karena seringnya interaksi online.

Dilaporkan bahwa jumlah kerugian dari kasus penipuan rata rata di angka Rp166 juta hingga hingga Rp307 juta.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: YouTube Rhenald Kasali

Tags

Terkini

Terpopuler