Badai Matahari Hantam Bumi Tahun Ini, Benarkah Bisa Ciptakan Kiamat Internet?

14 April 2022, 17:40 WIB
Badai matahari diprediksi terjadi tahun 2022 ini, benarkan bisa sebabkan kiamat internet? /Dokumen via Lapan.go.id

KABAR WONOSOBO - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Oktober 2021 telah memprediksi puncak badai matahari akan terjadi pada tahun 2022.

Tapi benarkan puncak badai matahari bisa menyebabkan kiamat internet?

Dari laman resmi LAPAN, dilansir dari NASA, matahari melewati variasi periodik atau siklus aktivitas tinggi dan rendah yang berulang kira-kira setiap 11 tahun.

Baca Juga: Lirik Lagu 'MAISON' Comeback Girl Grup Dreamcatcher, Ajak Selamatkan Bumi

Berdasarkan pengamatan para ilmuwan, siklus tersingkat berlangsung selama 9 tahun. Siklus ini telah diamati selama 14 tahun.

Pada puncak siklus tersebut atau yang dikenal sebagai solar maximum, kutub magnet matahari akan terbalik.

Sepanjang jalan, perubahan magnet matahari menghasilkan lebih banyak bintik matahari, lebih banyak energi, dan menyebabkan letusan partikel matahari.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Janji Setia' Tiara Andini yang Trending di YouTube

Matahari akan mengalami berbagai aktivitas, seperti suar matahari, lontaran massa korona, angin Matahari berkecepatan tinggi, dan partikel energi matahari. Semua aktivitas matahari didorong oleh medan magnet Matahari. Aktivitas tersebut mengakibatkan ledakan besar partikel bermuatan atau yang dikenal dengan badai matahari.

Badai matahari terjadi ketika matahari melontarkan semburan energi yang sangat besar dalam bentuk semburan matahari dan lontaran massa korona, lapisan terluar matahari.

Fenomena ini mengirimkan aliran muatan listrik dan medan magnet menuju bumi dengan kecepatan sekitar tiga juta mil per jam.

Baca Juga: Hamil Tua, Zaskia Gotik Justru Tinggal Terpisah Dari Sirajudin Mahmud

Dampak Badai Matahari Peneliti Pusat Riset Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Johan Muhamad, menjelaskan bahwa badai matahari akan menyebabkan gangguan pada kondisi di atmosfer, khususnya ionosfer maupun geomagnet bumi.

Gangguan ini memiliki skala yang berbeda-beda. Fenomena ini juga dapat mengganggu teknologi di luar angkasa.

Badai matahari juga bisa berpengaruh terhadap teknologi manusia yang ada di luar angkasa misalnya satelit, stasiun luar angkasa, para astronot, dan lain-lain.

Baca Juga: Wirda Mansur Trending, Disebut Tulis Wishlist Penghasilan Rp100 Miliar Sehari

Sementara itu, ilmuwan asal University of California Amerika Serikat, Sangeetha Abdu Jyothi, mengatakan bahwa badai matahari yang ekstrem bisa mengakibatkan 'kiamat internet'. Sebagian besar populasi di bumi akan sulit terhubung internet selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Dalam makalah penelitiannya yang berjudul Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse, Abdu Jyothi memaparkan, jika badai matahari Super terjadi, maka dapat menimbulkan terjadinya badai geomagnetik di atmosfer bumi.

Partikel magnetik yang masuk ke bumi berlangsung dengan kecepatan jutaan kilometer per jam.

Baca Juga: Waduh! Buntut Ade Armando Digebuki, PSI Laporkan Relawan Anis Baswedan

Infrastruktur yang ada di bumi juga belum mampu menghadapi badai matahari ekstrem.

Menurutnya, kawasan rentan 'kiamat internet' adalah bumi belahan Utara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Wilayah tersebut akan kehilangan koneksi internet lebih dulu karena menjadi wilayah paling rentan terhadap badai matahari ekstrem.

Prediksi Puncak Badai Matahari
Badai matahari ekstrem yang terjadi dalam seabad terakhir berlangsung pada tahun 1859 dan 1921. Badai matahari yang terjadi tahun 1859 juga disebut sebagai 'Carrington Event' yang menyebabkan kabel telegram terbakar, hingga aurora yang biasanya hanya ada di kutub terlihat di Kolombia.

Baca Juga: Viral di TikTok, Lirik dan Terjemahan Lagu 'Wait a Minutes!' Willow Smith

Bahkan, badai matahari yang terbilang kecil juga memiliki dampak yang cukup signifikan. Seperti badai matahari pada Maret 1989 yang membuat Provinsi Quebec di Kanada kehilangan tenaga listrik selama sembilan jam.

LAPAN memprediksi siklus matahari akan mencapai puncak pada tahun 2022. Puncak siklus tersebut memungkinkan aktivitas Matahari semakin meningkat dan memicu terjadinya badai matahari.

Pada keadaan itu, besar kemungkinan akan terjadi peningkatan frekuensi kemunculan flare dan lontaran massa korona, serta peningkatan kecepatan angin surya di matahari akibat banyaknya aktivitas transien di matahari.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Lapan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler