KABAR WONOSOBO – Perilaku bullying atau penindasan merupakan segala bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain, dengan tujuan menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Secara sederhana, bullying adalah perilaku yang membuat seseorang tidak nyaman, tersudutkan, atau terintimidasi.
Bullying bisa terjadi di manapun, seperti di sekolah hingga lingkungan pertemanan. Namun tanpa disadari, bullying ternyata bisa terjadi di lingkungan keluarga.
Baca Juga: 5 Alasan Wanita Perlu Confess atau Menyatakan Perasaan Duluan
Dalam lingkungan keluarga, bullying bisa dilakukan oleh siapapun. Seperti orang tua, adik, kakak, sepupu, paman, bibi, maupun mertua.
Diantara perilaku tidak nyaman dalam lingkungan keluarga adalah sikap orang tua yang terlalu otoriter atau tindakan yang menuntut orang lain harus mengikuti kemauannya.
Kasus bullying dalam keluarga kebanyakan terjadi dalam bentuk verbal dan emosional.
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Bisa Dilakukan Suami Saat Istri Mengalami Baby Blues
Berikut adalah bullying di lingkungan keluarga yang jarang disadari:
1. Mengabaikan perasaan korban
Contoh: jangan lebay, jangan baper.
2. Menganggap remeh emosinya
Misalnya: "gitu aja kok nangis."
3. Bercanda dengan mengejek anak. MMengolok-olokpenampilan, fisik, kemampuan dan lain-lain.
4. Mengabaikan pendapat korban
5. Menuduh korban tanpa klarifikasi
6. Membesarkan kekurangan korban dan mengecilkan kelebihan korban
7. Menghukum korban berlebihan
8. Membandingkan korban dengan orang lain
9. Mengabaikan bakat dan minat korban
10. Silent treatment
Baca Juga: Konten 'Polisi Pengabdi Mafia', Uya Kuya dan Kamaruddin Simanjuntak Dilaporkan Polisi
Walaupun kebanyakan kasus bullying dalam keluarga dilakukan dalam bentuk verbal, tetapi tidak menutup kemungkinan pelaku bullying melakukan kekerasan fisik, seperti mendorong, menampar, bahkan menendang.
Sama seperti perilaku bullying pada umumnya, bullying dalam keluarga juga bisa membawa dampak buruk bagi korban.
Korban perilaku bullying dalam keluarga kerap mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri, gangguan kecemasan, stress berkepanjangan, hingga depresi.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Ini 5 Alasan Pria Berselingkuh di Belakangmu
Hal ini perlu menjadi perhatian anggota keluarga. Meski demikian bullying dalam keluarga dapat dicegah.
Seseorang harus mengenali perasaan diri sendiri, mengungkapkan keinginan kepada pelaku bullying, prioritaskan diri sendiri, sadari bahwa tidak perlu menoleransi perilaku buruk yang diterima serta komunikasikan konsekuensi ketika batas yang kamu buat dilanggar oleh pelaku.***