Cara Cegah Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual Menurut Psikolog

21 Februari 2023, 17:26 WIB
Ilustrasi./Cara cegah anak menjadi korban kekerasan seksual. /Pixabay.com

KABAR WONOSOBO – Psikolog Anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo memberikan edukasi tentang cara mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual.

Pengenalan materi kepada anak terhadap bagian tubuh pribadi dapat bermanfaat untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual.

Mengajarkan anak tentang anggota tubuh mereka adalah hal yang penting dilakukan. Meskipun umumnya orang tua akan merasa tabu mengenalkan bagian intim kepada anak.

Baca Juga: Dampak KDRT Pada Anak, Bisa Picu Sifat Agresif

Pengenalan bagian tubuh dilakukan sebagai dasar edukasi seksual kepada anak.

Orang tua perlu menekankan bagian-bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain.

“Ajarkan anak tentang bagian tubuh pribadi dari mulut sampai lutut, ajarkan siapa yang boleh lihat atau sentuh, yakni diri sendiri, orang tua khususnya ibu, dan dokter yang didampingi orang tua,” ujar Vera seperti dilansir Kabar Wonosobo dari ANTARA.

Baca Juga: Manfaat Memberi 'Reward' Kepada Anak Menurut Psikolog

Vera juga menyarankan orang tua mengajarkan orang tua mengajarkan anak tentang apa yang harus dilakukan jika ada orang yang membujuk atau memaksa mereka. Seperti berteriak, berlari, melapor, atau bercerita kepada orang tua.

“Tekankan bahwa apapun yang terjadi, mereka tidak perlu takut karena bukan salah mereka,” lanjut Vera.

Khusus untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan sekolah, disarankan pihak sekolah turut andil untuk lebih selektif dalam menyaring sumber daya manusia yang akan terlibat dalam lingkungan sekolah, terlebih aktifitas-aktifitas yang melibatkan anak-anak.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu! Dampak Toxic Parenting Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Bila korban kekerasan seksual merasa takut, cemas, malu, marah, merasa bersalah, atau mempunyai pandangan negatif atas dirinya, maka korban perlu pendampingan psikologi secara berkesinambungan untuk mengatasi perubahan emosi atau perilaku yang muncul.

Korban juga memerlukan pendampingan dalam memahami apa yang terjadi.

“Hindari memojokkan atau mengungkit-ungkit terus. Bantu korban untuk kembali ke rutinitasnya,” ujar Vera.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler