Bukan hanya itu, ada paragraf-paragraf yang juga disusupi oleh penggambaran mengenai makanan, kisah-kisah dalam pewayangan, serta buku-buku dan puisi.
Amba merupakan salah satu novel yang berhasil menjadikan tokoh terkenal dari epos Mahabharat menjadi sebuah tulisan yang mengenyangkan. Bagaimana Amba, putri dari Kasi yang dibuang oleh sang kekasih, Salwa, setelah dicampakkan oleh Bhisma Dewabrata lantas menuntut balas.
Novel ini tidak hanya menghadirkan tragedi amoral di masa lalu yang menyusup hingga ke ranah-ranah terkecil dari para tokoh yang terlibat, melainkan turut menghadirkan romansa indah, hubungan antar manusia dan Tuhan, manusia dengan manusia, juga manusia dengan dirinya sendiri.
Profil singkat Laksmi Pamuntjak
Laksmi Pamuntjak adalah seorang novelis bilingual Indonesia, penyair, penulis makanan, jurnalis, dan salah satu pendiri Toko Buku Aksara. Ia bekerja sebagai konsultan seni dan makanan, juga penulis untuk terbitan lokal dan internasional termasuk artikel opini di The Guardian.
Sampai saat ini, ia sudah menerbitkan empat novel berbahasa Indonesia, yaitu Perang, Langit, dan Dua Perempuan, Aruna dan Lidahnya, Amba, serta Kekasih Musim Gugur. Kumpulan cerita terbarunya, Kitab Kawin terbit bulan Februari lalu.
Laksmi Pamuntjak juga sudah menerbitkan karya-karya lain, termasuk menterjemahkan puisi pendiri Tempo, Goenawan Mohamad.
Amba atau dalam bahasa Inggris berjudul The Question of Red adalah novel pertama Laksmi Pamuntjak yang memenangkan Germany’s LiBeraturpreis di tahun 2016, masuk dalam daftar pendek Khatulistiwa Litertary Award 2012, muncul di urutan ke-8 Frankfurter Allgemeine Zeitung untuk buku terbaik Frankfurt Book Fair 2004, dan dikenal sebagai fiksi terbaik dari Asia, Amerika, Amerika Latin, dan Karibia.