Baca Juga: Seorang Yahudi Menghina dan Memfitnah Rasulullah SAW, Namun Setelah Mendengar Hal Ini Ia Bersyahadat
Saat itu Syam masih berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi.
Di gunung pasir sambungan Jabal Hauran terdapat tempat bertapa dan puncak pasirnya dijadikan tempat duduk.
Di atas pasir itu pendeta sakti bernama Buhaira—dalam keterangan lain disebutkan bernama Jurjis— duduk memperhatikan daerah pelataran tanah Syam.
Baca Juga: 7 Pintu Neraka, Pintu Terakhir Sampai Membuat Rasulullah SAW Pingsan dan Mengurung Diri
Buhaira merasa heran melihat awan putih berjalan memayungi kafilah unta yang sedang berjalan beriringan.
Saat mereka berhenti di kaki gunung pasir tempat pendeta itu duduk, lalu membuat perkemahan dan beristirahat di pinggir kali yang kering, awan putih pun turut berhenti.
Tidak lama kemudian awan putih menghilang, diganti oleh pohon-pohon yang condong sehingga daun-daunnya bisa dipegang.