Pelaut Ulung Inspirasi Film Avatar: The Way of Water, Keunikan Suku Bajo yang Ada di Indonesia

- 21 Desember 2022, 22:04 WIB
Keunikan Suku Bajo di Indonesia, Pelaut ulung inspirasi film Avatar The Way of Water.
Keunikan Suku Bajo di Indonesia, Pelaut ulung inspirasi film Avatar The Way of Water. /Pexels

KABAR WONOSOBO - Suku Bajo ialah suku yang awalnya hidup nomaden di wilayah laut Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara, namun beberapa tahun ini Suku Bajo sudah menetap di perairan Wakatobi.

Kehidupan dan kebiasaan masyarakat Suku Bajo masih terkait erat dengan kehidupan laut walaupun sudah dikatakan menetap.

Keunikan dan cara hidup Suku Bajo yang berjuluk pelaut ulung inilah yang menjadi inspirasi film sekuel Avatar The Way of Water.

Baca Juga: BELAJAR ZODIAK: 5 Zodiak yang Paling Kurang Cocok Untuk Bersanding dengan Capricorn

Melansir dari halaman Instagram @kemenparekraf.ri, Metkayina di film Avatar The Way of Water terinspirasi dari suku Bajo yang memiliki kemampuan menyelam di atas rata-rata dan hidup di pesisir laut.

James Cameron sebagai Sutradara menjelaskan, dirinya mendalami budaya suku yang hidup di pesisir untuk membuat profil Metkayina relevan dengan alur cerita.

"Ada sebuah suku dengan masyarakat yang hidup di atas rakit dan rumah panggung di Indonesia," ujar James Cameron.

Baca Juga: 5 Tips Memperingati Hari Ibu dengan Cara Sederhana dan Bermakna, Salah-Satunya dengan Bangun Pagi!

Dilansir Kabar Wonosobo dari Antara, Suku Bajo mampu menyelam atau freediving di kedalaman 20 meter bahkan lebih, untuk berburu ikan dan biota laut lainya.

“Masyarakat Suku Bajo kini menetap di wilayah perairan sekitar Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi,” ujar Aditya Ramadhan

Keunikan lain Suku Bajo adalah mampu bertahan di dalam air lebih lama dari manusia pada umumnya, manusia normal bisa dua hingga tiga menit, sementara masyarakat Suku Bajo bisa sampai 10 menit.

Baca Juga: Viral di Medsos, Ini Lirik dan Arti Lagu Kill Bill 'I Might Kill My Ex' SZA  

Bangunan rumah yang dimiliki Suku Bajo terbilang sangat sederhana, hanya terbuat dari tumpukan batu karang mati, kayu, dan atap dari susunan dedaunan namun kokoh dan kuat walaupun di pesisir laut.

Masyarakat Suku bajo menggunakan perahu sampan untuk kegiatan sehari-hari, karena kehidupan masyarakat masih bergantung dan berhubungan langsung dengan laut.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: ANTARA Instagram @menparekraf.ri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x