Pria 50 Tahun di Korea Selatan Meninggal Akibat Amoeba Pemakan Otak Naegleria Fowleri, karena Perubahan Iklim?

- 29 Desember 2022, 20:14 WIB
Seorang Pria 50 tahun asal Korea Selatan tewas terinfeksi amuba pemakan otak. Amuba tersebut adalah Naegleria fowleri, yang hidup di air tawar dan tanah.
Seorang Pria 50 tahun asal Korea Selatan tewas terinfeksi amuba pemakan otak. Amuba tersebut adalah Naegleria fowleri, yang hidup di air tawar dan tanah. /Twitter/

KABAR WONOSOBO - Pada Senin, 26 Desember 2022, pemerintah Korea Selatan melaporkan satu kasus meninggal dunia akibat infeksi Naegleria fowleri.

Pria asal Korea Selatan berusia 50 tahun tersebut diduga terinfeksi Naegleria fowleri sepulangnya ia dari Thailand. 

Pria tersebut meninggal dunia selang sepuluh hari setelah merasakan gejala yang langka namun fatal. 

Baca Juga: Apa itu Naegleria Fowleri? Amoeba Pemakan Otak yang Tewaskan Pria di Korea Selatan

Berdasarkan keterangan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), pria tersebut sempat tinggal di Thailand selama empat bulan sebelum kembali ke Korea Selatan.

Sehari setelah kepulangannya ke Korea Selatan pada 10 Desember 2022, ia mengeluh sakit kepala, mengalami muntah, pegal pada bagian leher, dan bicara cadel. 

Setelah dijalankan tes, ditemukan infeksi Naegleria fowleri dalam tubuh pria tersebut. 

Baca Juga: Mengenal Naegleria Fowleri atau Amuba Pemakan Otak, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Naegleria fowleri sendiri merupakan amoeba atau organisme bersel tunggal yang umumnya ditemukan di perairan air tawar yang hangat, seperti mata air panas, sungai, dan danau.

Amoeba Naegleria fowleri pertama kali ditemukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada tahun 1965 di Australia.

Amoeba dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung kemudian masuk ke dalam otak.

Baca Juga: Apa Itu Flu Tomat? Simak Penjelasan Infeksi Virus yang Menyebar pada Anak-Anak di India

Naegleria fowleri bisa masuk ke dalam tubuh manusia ketika berenang, menyelam, atau bahkan ketika mereka mencelupkan kepala ke dalam air tawar. 

Bahkan dalam beberapa kasus, Naegleria fowleri bisa masuk ketika seseorang membersihkan hidung dengan air yang telah terkontaminasi. 

Berdasarkan CDC, begitu Naegleria fowleri masuk ke otak, ia menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi berbahaya yang dikenal sebagai Meningoencephalitis Amebic Primer (PAM). 

Baca Juga: BREAKING NEWS: Menteri Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Sempat Derita Infeksi Paru

PAM mulai muncul dalam satu hingga 12 hari setelah infeksi. Pada tahap awal, gejalanya mungkin mirip dengan meningitis, yaitu sakit kepala, mual, dan demam. 

Pada tahap selanjutnya, seseorang dapat menderita leher kaku, kejang, halusinasi, dan bahkan koma. 

Infeksi bisa menyebar dengan cepat dan rata-rata menyebabkan kematian dalam waktu sekitar lima hari.

Baca Juga: 'Florona' Infeksi Ganda COVID-19 dan Influenza Ditemukan di Israel

Apakah perubahan iklim memengaruhi persebaran infeksi Naegleria fowleri?

Menurut CDC, peningkatan suhu bumi dapat meningkatkan ketahanan tubuh dari amoeba Naegleria fowleri.

Amoeba pemakan otak ini tumbuh subur di air tawar dengan suhu hangat dan tumbuh dengan sangat baik di air dengan suhu mencapai 46 derajat celcius atau bahkan pada suhu yang lebih tinggi. 

Meskipun amoeba mungkin tidak dapat tumbuh dengan baik di suhu yang sangat tinggi, namun Naegleria fowleri masih dapat bertahan hidup untuk waktu yang singkat. ***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Indian Express CDC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x