Pada festival ini, pendeta dari ordo yang disebut Luperci mengorbankan seekor kambing dan anjing yang kemudaian dikuliti.
Baca Juga: Disebut seperti Ritual Pemujaan Setan, Penampilan Sam Smith di Grammy Awards Tuai Hujatan
Kulit mereka akan direndam dalam darah dan kemudian akan digunakan untuk “mencambuk” wanita muda dengan lembut.
Tradisi ini betujuan untuk membuat wanita lebih subur.
Setelah itu, setiap pemuda akan mengambil satu nama perempuan yang sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam toples dan mereka akan membentuk pasangan untuk tahun berikutnya.
Baca Juga: 10 Universitas Terbaik di Indonesia Versi 4ICU, Mana Saja?
Pasangan tersebut bahkan memungkinkan untuk menikah jika berhasil.
Paus Gelasius I mengintegrasikan Lupercalia dengan hari St. Valentine di abad kelima sebagai upaya membersihkan Hari Raya Kafir.
Liburan baru menyebar dengan cepat ke semua negara yang menganut agama Kristen.
Chaucer dan Shakespeare juga ikut berperan dalam mengubah liburan dari festival seks berdarah menjadi kisah cinta modern dengan cara yang manis.