4 Fakta Christine Hakim, Aktris Senior Berprestasi yang Berperan di Serial The Last of Us

- 24 Januari 2023, 18:32 WIB
PROFIL Christine Hakim Ilmuwan Indonsia di The Last of Us, Membongkar Awal Mula Munculnya Pandemi.
PROFIL Christine Hakim Ilmuwan Indonsia di The Last of Us, Membongkar Awal Mula Munculnya Pandemi. /Tangkap layar HBO GO

KABAR WONOSOBO- Serial The Last of Us yang resmi tayang di HBO Max sejak 16 Januari 2023 mengejutkan penonton Indonesia dengan kehadiran aktris senior Christine Hakim di episode 2 penayangannya. 

Tidak hanya Christine Hakim, Kota Jakarta juga muncul di The Last of Us episode dua sebagai lokasi awal mula tersebarnya wabah zombie yang menghancurkan dunia. 

Dalam serial The Last of Us, Christine Hakim berperan sebagai Ratna, seorang guru besar mikologi dari Universitas Indonesia yang pertama kali meneliti spesimen penyebab wabah zombie.

 Baca Juga: 9 Film Terbaik Christine Hakim, Aktris Senior Indonesia yang Tampil di Serial The Last of Us

Bukan aktris pendatang baru, berikut fakta dari seniman dengan segudang prestasi, Christine Hakim. 

1. Pernah bercita-cita menjadi arsitek dan psikolog

Lahir di Jambi, 25 Desember 1956, perempuan bernama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim tersebut awalnya tidak pernah berniat menjadi seorang aktris. 

Aktris sekaligus aktivis keturunan Aceh dan Minangkabau yang besar di Yogyakarta tersebut awalnya bercita-cita ingin menjadi arsitek atau psikolog. 

Baca Juga: Fakta Serial The Last of Us: Melalui Kendali Christine Hakim, Jakarta Jadi Titik Awal Penyebaran Virus

Namun cita-citanya kemudian berubah setelah berperan dalam film Teguh Karya berjudul Cinta Pertama di tahun 1973. 

Film pertamanya tersebut bahkan berhasil membawanya memenangkan Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik. 

Penghargaan bergengsi yang ia raih semakin memantapkan langkahnya berkarir di dunia seni peran dengan berakting di film Badai Pasti Berlalu tahun 1977 dan Tjoet Nja' Dhien tahun 1988.

Baca Juga: Sinopsis The Last of Us Episode 2, Ada Artis Indonesia Christine Hakim dan Jakarta

2. Menjadi aktivis

Selain menjadi aktris dan produser, Christine Hakim juga terjun ke dunia aktivis sejak awal tahun 2000-an. 

Istri dari Edo Eduard Jeroen Lezer tersebut menjadi aktivis autisme dengan mendirikan Yayasan Christine Hakim Foundation yang mempromosikan pendidikan publik untuk para penyandang autisme. 

Saat tsunami menyapu Aceh pada 2004 silam, ia aktif dalam kegiatan kemanusiaan untuk para korban bencana tersebut. 

Baca Juga: Serial Booming di HBO, Penjualan Game The Last of Us Alami Peningkatan

Pada tahun 2008, Christine terpilih sebagai duta Indonesia untuk UNESCO di bidang pendidikan. 

3. Karir internasional

Pada tahun 2001, Christine Hakim memproduksi film berjudul Pasir Berbisik yang diputar di Festival Film Asia Deauville. 

Ia kemudian ditunjuk menjadi juri Festival Film Cannes di Perancis pada 15-26 Mei 2002 bersama David Lynch, Sharon Stone, dan Michelle Yeoh.

Baca Juga: SPOILER The Last of Us Episode 2: Pengorbanan Anna Torv Demi Selamat dari Zombie

Pada tahun 2005 ia menerima penghargaan khusus selama upacara pembukaan Festival Film Asia Deauville ke-7.

Perannya di film Hollywood bermula di tahun 2010 saat ia memerankan tokoh minor di film Eat Pray Love yang dibintangi oleh Julia Roberts.

4. Memenangkan 6 Piala Citra

Sejak kemunculan pertamanya dalam film Cinta Pertama, Christine Hakim telah menyabet gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik di tahun 1974. 

Baca Juga: Geser Game of Thrones, The Last of Us Disebut Serial Termahal HBO

Tidak cukup sampai di situ, ia bahkan memenangkan lima lagi Piala Citra untuk kategori yang sama. 

Christine telah memborong gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk film Sesuatu Yang Indah (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1979), Kerikil-Kerikil Tajam (1985), Di Balik Kelambu (1983), dan Tjoet Nja' Dhien (1988). ***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x