Namun, dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Screen Rant, kemunculan perdana Shiva di tahun 2021 lalu sempat tuai kontroversi. Terutama dari agama Hindu yang memang menjadikan sosok Dewa Siwa atau Shiva sebagai sosok suci dalam kepercayaan mereka.
Baca Juga: 3 Tokoh Ini Menolak Pemusnahan Manusia di Record of Ragnarok, Bukan Hanya Brunhilde
Shiva dikenal sebagai Dewa Penghancur, sementara Wisnu disebut sebagai Dewa Pemelihara dan Brahma disebut Dewa Pencipta. Shiva muncul dalam kepercayaan Hindu yang berkembang pesat di India, sekaligus menjadi agama terbesar di India. Sehingga, munculnya Shiva dalam kisah fiktif menjadi hal sensitif bagi masyarakat setempat.
Dalam kisah fiksi Record of Ragnarok, Shiva digambarkan sebagai petarung hebat yang setara Thor dan Zeus. Penggambaran karakter tersebut disebut mirip dengan penggambaran Shiva dalam kepercayaan Hindu. Terutama berdasarkan mimik wajah marah, berikut dengan penggambaran lima mata.
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Game Rant, protes resmi diajukan oleh Rajan Zed, pimpinan sebuah organisasi asal Amerika bernama Universal Socity of Hinduism pada Oktober 2020 lalu. Dalam surat resmi, Rajan Zed menunjukkan protesnya kepada Warner Bros Jepang, Caomix, serta kreator Record of Ragnarok.
Isi protes tersebut sendiri adalah untuk menghentikan penggambaran Shiva dan juga tokoh suci masyarakat Hindu. Sebab, selain Shiva, tokoh penting umat Hindu seperti Rudra, Wisnu, dan Dewi Parwati juga dimunculkan di Record of Ragnarok: Shuumatsu no Valkyrie.
Rajan Zen sendiri mencemaskan dalam pernyataan resminya, bahwa non-Hindu mungkin akan menanggapi lain tentang agama Hindu melalui penggambaran Shiva dan sebagainya tersebut. Terutama mengenai penggambaran para tokoh-tokoh suci, seperti Shiva, yang kurang tepat, atau justru salah total yang berakibat buruk.