“Ada banyak situasi di mana saya bertanya-tanya bagaimana informasi ini diserahkan ke pihak lain,” katanya.
“Suatu kali, saat mempersiapkan wawancara video dengan seorang korban dari Australia, kami mendapat teks yang berbunyi, 'Jangan terima untuk melakukan wawancara' lima menit sebelum dimulai, seolah-olah mereka tahu,” tutur Cho Sung Hyun.
Meski diwarnai ancaman dan teror dari anggota JMS, namun proses pembuatan docuseries tersebut bisa berjalan dengan lancar.
Hal ini tentu tak terlepas dari peran Pendeta Kim Gyeong Cheon, mantan wakil presiden JMS, yang tanpa ragu membagikan segala pengetahuannya mengenai JMS. ***