Network
KABAR WONOSOBO - Edi Darmawan Salihin menjadi salah satu orang yang kini tengah diperbincangkan oleh warganet setelah ia diwawancarai dalam dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso yang tayang di Netflix. Kemunculan Edi Darmawan Salihin yang merupakan ayah Mirna Salihin tersebut dalam Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso justru menimbulkan kecurigaan dari penonton.
Aksi Edi Darmawan Salihin ketika diwawancarai tim dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso menggiring opini warganet bahwa dirinya memang sengaja menjebloskan Jessica Wongso ke dalam penjara. Sebagai seorang pengusaha, Edi Darmawan Salihin ternyata tak lepas dari sejumlah kontroversi. Kabar Wonosobo merangkum sederet kontroversi yang melibatkan nama Edi Darmawan Salihin.
Memalsukan Bukti dan Mengancam Tim Pembela
Dalam persidangan kasus kopi sianida, tim pengacara Jessica Wongso menghadirkan seorang saksi ahli yang merupakan ahli forensik DNA pertama di Indonesia, yaitu dr. Djaja Surya Atmadja. Sebelum ia bersaksi, ahli forensik tersebut mengaku bahwa ia menyaksikan jenazah Mirna menunjukkan wajah yang kebiruan. Dalam kesaksiannya, Djaja mengungkap bahwa sianida akan mengakibatkan wajah jenazah menjadi kemerahan akibat kadar HBO2 yang tinggi.
Setelah pernyataan tersebut, beredar foto jenazah Mirna dengan wajah kemerahan. Djaja menduga bahwa foto tersebut adalah hasil editing. Yudi Wibowo selaku tim pengacara Jessica juga memberi pernyataan bahwa foto yang diduga direkayasa tersebut diletakkan oleh Edi Darmawan di meja hakim. Tak cukup sampai di situ, Yudi juga bersaksi bahwa ayah Mirna tersebut membawa pistol dan mencoba mengancam tim pembela setelah sidang berakhir.
Diskusi Misterius dengan Otoritas Kafe Olivier
Baca Juga: Review Film Dokumenter Ice Cold: Bahasa Kasus Fenomenal dengan Detail Berantakan
Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso mengungkap fakta bahwa Edi Darmawan sempat bertemu dengan manajer dan barista Kafe Olivier. Tetapi, ketika tim mempertanyakan mengenai pertemuan tersebut, manajer kafe hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ia tidak bisa berkata banyak karena takut salah bicara. Sedangkan barista yang meracik kopi untuk Mirna mengaku lupa tentang topik yang dibicarakan oleh mereka sebelum sidang berlangsung.
