KABAR WONOSOBO - Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso yang membahas kasus kopi sianida dinilai memiliki materi yang kurang lengkap. Pasalnya, tim Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso tidak berhasil menampilkan wawancara langsung dengan tokoh utama dalam dokumenter yaitu Jessica.
Tim dokumenter Ice Cold sendiri hanya mampu mewawancarai Jessica dalam waktu singkat karena petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) memintanya untuk mengakhiri sesi wawancara. Satu-satunya sumber yang digunakan untuk mengerti isi pikiran Jessica adalah melalui buku harian.
Isi Buku Harian Jessica Kumala Wongso
Baca Juga: Profil Lengkap Jessica Wongso 'Ice Cold' Lengkap dengan Keluarga dan Kepribadian
Terkait tidak diperbolehkannya Jessica diwawancara, Kabag Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Rika Aprianti mengatakan bahwa kru film dokumenter tidak mengantongi izin pada saat melakukan sesi wawancara dengan terpidana Jessica.
Hanya buku harian yang ditulis oleh Jessica selama ia ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur menjadi sumber untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan oleh Jessica terkait kasus yang menjeratnya.
Jessica menulis detik-detik kejadian meninggalnya Mirna setelah mengonsumsi es kopi Vietnam di Cafe Olivier pada 2016 silam. Kala itu Jessica datang terlebih dahulu dibanding temannya, Mirna dan Hani. Hal tersebut menjadi bukti yang memberatkan Jessica.
"Mereka merasa curiga karena aku memesan sebelum teman-temanku datang," tulis Jessica dalam bahasa Inggris.