Geng Kriminal Penculik Bersenjata “Hantui” Haiti, Efek dari Gejolak Ekonomi, Politik, dan Sosial

20 Oktober 2021, 12:36 WIB
Barikade jalanan oleh para geng lokal di Haiti /news.sky.com

KABAR WONOSOBO – Sekelompok misionaris sebanyak 17 orang termasuk lima anak-anak, telah diculik oleh geng kriminal bersenjata di Haiti.

Kelompok yang diculik di Haiti itu terdiri dari 16 orang Amerika Serikat dan satu warga Kanada yang sedang dalam perjalanan pulang membangun panti asuhan.

Selain lima anak di bawah umur, para korban penculikan geng kriminal Haiti ini terdiri dari tujuh perempuan dan lima laki-laki.

 Baca Juga: Drama Olimpiade Tokyo 2020: Menlu Haiti Respon Permintaan Maaf MBC Soal Stereotip Rasis di Opening Ceremony

Menurut sebuah media berita di Amerika Serikat, salah satu orang Amerika Serikat yang diculik berhasil mengirim pesan melalui WhatsApp meminta bantuan saat penculikan itu terjadi.

“Tolong doakan kami! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoa berdoa berdoa. Kami tidak tahu ke mana mereka akan membawa kami,” tulis salah satu korban penculikan.

Para misionaris yang diculik, beberapa diantaranya tengah melakukan kunjungan pertama mereka ke Haiti.

 Baca Juga: Sadis! Sebelum Dibunuh, Presiden Haiti Jovenel Moise Disiksa Hingga Alami Patah Tulang

Mereka kembali di Rute 8 dari daerah Ganthier, timur ibu kota Port Au Prince, ketika mereka dihentikan oleh orang-orang bersenjata berat yang telah mendirikan blokade jalan di dekat persimpangan Boen dan di La Tremblay 17.

Gengan Mawozo, yang berbasis di sekitar Ganthier memiliki sejarah menargetkan kelompok-kelompok agama dan baru-baru ini memulai lebih banyak penculikan besar-besaran dengan menggunakan barikade di jalan-jalan yang dilalui orang-orang.

Haiti mengalami peningkatan penculikan terkait geng setelah Presiden Jovenel Moise dibunuh di rumahnya pada bulan Juli lalu.

 Baca Juga: Belum Pulih dari Kehancuran karena Bencana Tahun 2010, Haiti Kembali Diguncang Gempa Berkekuatan 7,2 SR

Bagian dari ibu kota Port Au Prince sekarang sangat berbahaya sehingga banyak penduduk telah melarikan diri dan hanya sedikit orang yang keluar pada siang hari.

Geng penculik tersebut telah menuntut uang tebusan mulai dari ribuan dolar hingga lebih dari $1 Juta atau sekitar Rp14 Miliar.

Bulan lalu, seorang pria telah dibunuh di depan sebuah gereja di Port Au Prince dan istrinya diculik.

 Baca Juga: Miris, Haiti Dihantam Badai Tropis Besar dan Hujan Lebat Hanya Dua Hari Setelah Diguncang Gempa 7,2 SR

Setidaknya 328 korban penculikan dilaporkan ke polisi Haiti dalam delapan bulan pertama tahun 2021.

Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan total 234 korban penculikan pada tahun 2020, berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kantor Terpadu PBB di Haiti, BINUH.

“Gejolak politik, meningkatnya kekerasan geng memburuknya kondisi sosial ekonomi termasuk pangan dan gizi buruk, semuanya berkontribusi pada memburuknya situasi kemanusiaan. Kekuatan polisi yang kewalahan dan kekurangan sumber daya saja tidak dapat mengatasi masalah keamanan di Haiti.” kata BINUH dalam laporannya.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler