Kunjungan Joe Biden ke Ukraina, Presiden Putin Beri Peringatan Nuklir Rusia

22 Februari 2023, 08:40 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin ikut serta dalam acara yang menandai peringatan 30 tahun Gazprom. /Tautan video di sebuah kediaman di luar Moskow, Rusia 17 Februari 2023. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS/

KABAR WONOSOBO - Kunjungan Presiden Joe Biden secara mendadak ke Ukraina telah membuat pihak Rusia mulai mempersiapkan diri mereka dengan menangguhkan perjanjian terkait kontrol senjata nuklir yang dimiliki Rusia.

Dalam pidato kunjungan yang terjadi pada Selasa 21, Februari 2023, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Ukraina akan tetap berdiri teguh dan Rusia tidak akan pernah mengalahkan Ukraina.

“Satu tahun lalu dunia sedang bersiap menghadapi jatuhnya Kyiv, namun saya dapat melaporkan bahwa Kyiv berdiri kokoh, berdiri bangga, dan yang paling penting Kyiv berdiri bebas,” kata Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Hasil Liga Champions: Real Madrid Bungkam Liverpool di Stadion Anfield 5-2

“Ketika Presiden Putin memerintahkan tanknya untuk memasuki Ukraina, dia mengira kami akan mundur, dia salah. Nafsu otokrat tidak dapat diredakan, mereka harus ditentang, otokrat hanya mengenal satu kata, tidak. Tidak, anda tidak akan merebut negara saya,” tambah Biden.

Pidato tersebut merupakan balasan atas pidato yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin atas klaimnya yang mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan mereka atas Ukraina dan menuduh barat sedang merencanakan untuk menghancurkan Rusia.

Presiden Putin juga menambahkan bahwa Amerika Serikat akan mengubah perang Rusia Ukraina menjadi konflik global yang melibatkan negara-negara berpengaruh di dunia.

Baca Juga: Kondisi Kota Antakya Usai Gempa Susulan Perbatasan Turki dan Suriah pada Senin Malam

Namun dugaan tersebut dibantah Biden, Biden mengatakan barat tidak akan pernah menyerang Rusia.

“Barat tidak merencanakan untuk menyerang Rusia seperti yang dikatakan Putin pada pidatonya hari ini, perang tidak diperlukan dan itu semua adalah tragedi, Presiden Putin lebih memilih perang ini,” ungkap Biden.

Faktanya, Rusia melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Moskow akan selalu mematuhi perjanjian terkait pembatasan jumlah hulu ledak nuklir yang Rusia miliki.

Baca Juga: Gempa Susulan 6,4 M di Perbatasan Suriah Turki Terasa hingga Mesir dan Lebanon

Perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Putin dan Presiden Barack Obama pada tahun 2010 silam dan akan berakhir pada tahun 2026.

Perjanjian ini memungkinkan setiap negara untuk memeriksa hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh negara lain.

Presiden Putin dalam setahun terakhir memang telah berulang kali mengisyaratkan bahwa Rusia akan menggunakan nuklir mereka apabila ada negara lain yang mengancam kedaulatan Rusia.

Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina: Rusia Gempur Ukraina, Targetkan Kuasai Bakhmut

“Mereka bermaksud mengubah konflik lokal menjadi konfrontasi global, begitulah kami memahami semuanya dan kami akan bereaksi sesuai dengan itu, karena hal ini kami berbicara tentang keberadaan negara kami,” kata Putin dalam pidatonya.

“Rakyat Ukraina telah menjadi sandera rezim Kyiv dan penguasa Barat, yang secara efektif telah menduduki Ukraina dalam arti politik, militer, dan ekonomi,” imbuh Putin.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler