KABAR WONOSOBO – Seorang pria yang membunuh lima orang dalam penembakan brutal selama enam menit di Inggris diketahui bernama Jake Davison.
Kepolisian setempat mengatakan bahwa pria berusia 22 tahun itu mengatakan bahwa tidak ada motif yang jelas atas penembakan tersebut.
Davison, seorang operator mobil derek mulai melakukan penembakan brutal dengan senapan sekitar pukul 6 sore waktu setempat pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Davison itu terjadi di blok rumahnya di Biddick Drive, Kota Plymouth, Inggris Selatan.
Kala itu dia keluar rumah dan langsung menembak mati seorang gadis muda yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya bersama kerabat laki-lakinya.
Kemudian pelaku menembak dua orang yang tengah lewat, dan melanjutkan memasuki taman Henderson Place di dekat wilayah itu kemudian menembak mati wanita dan pria lain hingga jumlah korbannya mencapai lima orang.
Baca Juga: Pemain Golf Gene Siller Tewas dalam Penembakan di Pinetree Country Club, Georgia Amerika
Pihak kepolisian setempat pun langsung mengamankan Davidson sebelum pelaku berusaha untuk bunuh diri dengan mengarahkan pistol ke dirinya sendiri.
“Penembakan mematikan itu berakhir dalam beberapa menit” kata Kepala Kepolisian ‘Devon and Cornwall’, Shaun Sawyer.
Sawyer kemudian melanjutkan bahwa serangan ini berhubungan dengan kepribadiannya dan tidak ada pertimbangan aksi terorisme.
Baca Juga: Biadab, Penembakan di Orange County Amerika Serikat Tewaskan 4 Orang, Satu diantaranya Anak-anak
"Tidak ada motif, dan tidak ada pertimbangan terorisme atau asosiasi sayap kanan, dan kami telah menelusuri komputernya,”tambahnya.
Mantan kepala jaksa Nazir Afzal melalui twitternya juga menegaskan bahwa insiden itu bukanlah aksi terorisme.
“Pembunuhan itu bukan terorisme seperti yang didefinisikan oleh hukum, tetapi seorang pria yang terobsesi dengan budaya senjata Amerika seperti yang dilaporkan hari ini,” tulis Afzal dalam twitternya.
Baca Juga: Polisi Amerika Serikat Tembak Gadis 16 Tahun karena Diduga Mencoba Menikam, Krisis Rasisme Meningkat
Sementara itu, media sosial di Inggris ramai-ramai membahas permasalahan ini dengan menyebutkan bahwa aksi ini merupakan sebuah terorisme.
Dimana para warga net berasumsi bahwa pelaku dimungkinkan sebagai misogini, kebencian yang dimiliki seseorang terhadap kaum wanita.
Seperti yang dikatakan oleh musisi dan aktor Lily Allen yang disampaikannya melalui media sosial twitternya.
"Dia (Davidson) mengidentifikasi dirinya sebagai seorang incel dan misoginis, misogini adalah teror, dalam buku saya ini adalah terorisme,” tulis Lily Allen.
Atas video yang pernah diposting oleh pelaku, banyak yang menyimpulkan bahwa Davison dimungkinkan merupakan incel, seseorang yang mengalami frustasi akan kehidupan seksualnya dan membenci dirinya sendiri karena penolakan dari perempuan.***