Mayat Aktivis Lingkungan Ditemukan Tewas dengan Tangan Kaki Terikat

- 4 Desember 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay.com

KABAR WONOSOBO - Mayat seorang aktivis lingkungan telah ditemukan tewas terkubur di bawah tumpukan pakaian di sebuah rumah kosong di Chili.

Dikutip dari Reuters, polisi menemukan Javiera Rojas, 43, dengan tangan dan kaki terikat di salah satu kamar di rumah pada hari Minggu di kota Calama, yang berada di wilayah Antofagasta utara negara itu.

Penyelidik mengatakan ada banyak luka di tubuhnya.

Baca Juga: Siswa Menengah Tembak dan Tewaskan Empat Teman Sekolah dengan Pistol Hadiah Natal

Di negaranya, Rojas dikenal karena menentang bendungan dan membela tanah kota El Durazno, yang terletak di lembah Cogotí di wilayah Coquimbo. Rojas menentang pemasangan waduk La Tranca, lapor surat kabar Elmostrador negara itu.

Dia mengatakan pemasangan waduk berarti membanjiri separuh kota.

Dua pria telah ditahan oleh polisi Chili - termasuk mitra Rojas - sehubungan dengan pembunuhan itu.

Anggota parlemen telah meminta pemerintah untuk meluncurkan penyelidikan atas pembunuhannya. Catalina Perez, wakil Antofagasta, mengatakan dalam sebuah tweet dalam bahasa Spanyol bahwa

Baca Juga: Nyentrik! Perpisahan Kanselir Jerman Angela Merkel Diiringi Musik Punk Rock

"apakah akibat dari pembunuhan perempuan atau karena aktivismenya, itu sangat serius."

Sebuah organisasi lingkungan, Movimiento por el Agua y Los Territorios atau Gerakan untuk Air dan Wilayah (MAT), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kekerasan bersifat permanen di wilayah tersebut, dan dapat mencapai kejadian mengerikan seperti yang dialami oleh mitra kami, membuat terlihat aliansi kejam yang ada antara aktivisme dan patriarki.”

Komisaris Roberto Paz dari departemen kepolisian Calama mengatakan kepada outlet lokal El Referente bahwa “adalah mungkin untuk mengidentifikasi dua terdakwa, satu berkebangsaan Chili dan yang lainnya berkebangsaan Venezuela, keduanya usia legal yang ditahan dalam beberapa jam dari fajar Senin ini, 29 November dan diserahkan kepada Pengadilan Jaminan Calama.”

Baca Juga: WHO Peringatkan Negara di Asia-Pasifik, Khususnya Indonesia Untuk Bersiap Menghadapi Omicron

Francisca Fernandez dari MAT mengatakan para aktivis perempuan di Chili terbiasa dengan ancaman dan mengatakan para pekerja perempuan terutama diserang secara fisik.

“Kita harus mempertimbangkan bahwa posisi [Rojas] sebagai pejuang sosial-lingkungan membuatnya semakin rentan terhadap kekerasan,” katanya.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah