Network
KABAR WONOSOBO – Rusia secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022.
Hingga kamis malam, dilaporkan terdapat 137 orang tentara Ukraina tewas dan 316 orang lainnya mengalami luka-luka karena serangan tentara Rusia.
Awal agresi Rusia ke Ukraina dimulai lewat dua negara bagian atau provinsi di Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk yang menurut Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memerdekakan diri dari cengkeraman kekejaman pemerintah pusat Ukraina.
Kabar tentang agresi Rusia ke wilayah berdaulat Ukraina itu mendapatkan perhatian masif dari berbagai belahan dunia.
Banyak pemimpin dan politisi dunia memberikan komentar mereka terkait apa yang terjadi anatara Ukraina dan Rusia itu, tak terkecuali presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.
Menanggapi ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi kemudian mengunggah cuitan yang berisi Seruan Perdamaian di akun twitter resminya @jokowi.
Baca Juga: Ukraina Mencekam, 137 Militer dan Sipil Tewas Hari Pertama Pertempuran dengan Rusia
Cuitan tersebut diunggah Presiden Jokowi di Twitternya Kamis, 24 Februari 2022 lalu sekitar pukul 6.15 petang WIB.
“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia.” cuit Jokowi.
Tak hanya dalam bahasa Indonesia, Jokowi membalas cuitan tersebut dengan translasi dalam bahasa inggris untuk mencapai target audiens yang lebih luas.
Baca Juga: Pasukan Rusia Mulai Tembakkan Rudal Ke Kota-Kota Besar di Ukraina
“Stop the war. War brings misery to mankind and puts the whole world at risk.” bunyi cuitan Presiden Jokowi.
Seperti biasa, apapun yang ditabur di dunia maya akan mendapat respon yang berbeda pula dari warganet.
Begitupun cuitan Presiden Jokowi yang mendapatkan respon positif dan juga bernada negatif dari netizen.
Baca Juga: Rusia Resmi Umumkan 'Operasi Militer Khusus' Melawan Ukraina, Peringatkan Luar Tidak Ikut Campur
Ada warganet yang memuji pernyataan Jokowi tersebut karena megedepankan perdamaian dan keamanan dunia.
Namun ada juga yang nyinyir, menyebut cuitannya bersifat kurang resmi.
Bahkan ada warganet yang membandingkannya dengan cuitan dari mantan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama yang tetap melampirkan pernyataan resmi dalam bentuk scan gambar alias dokumen, tidak hanya cuitan saja.***
