Setelah McDonald's Sekarang Giliran Starbucks Ikut Cabut dari Rusia

- 24 Mei 2022, 09:19 WIB
Starbucks tutup usaha di Rusia sebagai aksi protes atas invasi di Ukraina.
Starbucks tutup usaha di Rusia sebagai aksi protes atas invasi di Ukraina. /Instagram/@starbucksrussia

KABAR WONOSOBO - Starbucks Corp mengatakan pihaknya akan segera keluar dari Rusia setelah 15 tahun berbisnis di sana, sebagai bentuk penolakan terhadap invasi Ukrania.

Kabar hengkangnya Starbucks dari Rusia menyusul aksi McDonald's yang terlebih dulu melangkahkan kakinya pergi.

Cabutnya dua perusahaan raksasa Starbucks dan McDonald's menandai berakhirnya hubungan dagang pihak Barat terhadap Rusia.

Baca Juga: Marc Klok Ungkap Ambil Risiko Dihancurkan Netizen Indonesia Jika Gagal Cetak Gol Penalti

Dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, Starbuck mengumumkan langkah mereka untuk pergi dari Rusia pada tanggal 23 Mei 2022.

Diketahui Starbucks yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, memiliki 130 cabang toko di Rusia.

Cabang toko Starbucks di operasikan oleh pemegang lisensi Alshaya Group, dengan hampir 2.000 karyawan yang bekerja di Rusia.

Baca Juga: WHO Lakukan Pertemuan Darurat Wabah Cacar Monyet Tembus 100 Kasus di Eropa

Keputusan Starbucks untuk menghentikan operasinya di Rusia menggunakan pendekatan berbeda, tidak seperti yang dilakukan beberapa perusahaan asing lainnya.

Contoh saja McDonald's pekan lalu telah menjual restorannya di Rusia kepada pemegang lisensi lokal Alexander Govor, untuk diganti namanya dengan nama baru tetapi akan mempertahankan merek dagangnya.

Sedangkan Renault Prancis menjual saham mayoritasnya pada produsen mobil terbesar Rusia dengan opsi dapat membeli kembali sahamnya.

Baca Juga: Elon Musk Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Pada Pramugari di Jet Pribadi

Adapun sejumlah perusahaan Barat lainnya, seperti Imperial Brands dan Shell memutuskan hubungan dengan pasar Rusia setelah setuju untuk menjual aset mereka dan menyerahkannya kepada manajer lokal.

Sementara langkah berbeda yang diambil Starbucks menjadi sorotan, pasalnya mereka akan menutup tokonya dan menangguhkan semua aktivitas bisnis di Rusia.

Perusahaan yang membuka gerai pertamanya di Rusia pada 2007 itu, mengatakan tetap akan terus mendukung karyawannya di Rusia, termasuk membayar mereka selama enam bulan kedepan.

Baca Juga: WHO Sebut Wabah COVID-19 Di Korea Utara Bisa Munculkan Varian Baru

Namun Starbucks tidak memberikan detail tentang dampak ekonomi bagi Rusia dari keluarnya perusahaan tersebut.

Padahal McDonald's terang-terangan mengatakan akan menarik biaya non-tunai hingga 1,4 miliar USD dari Rusia.

Beberapa perusahaan asal Barat berlomba-lomba angkat kaki dari Rusia, mereka menyuarakan aspirasi agar negara tersebut mau mendengar dan segera mengakhiri invasi di Ukraina.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x