Warga Hiroshima Peringati 77 Tahun Serangan Bom Atom, Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Sorotan

- 7 Agustus 2022, 12:07 WIB
Hiroshima Peace Memorial Park, saksi bisu serangan bom atom Hiroshima di Jepang semasa Perang Dunia tahun 1945 silam yang diperingati tiap tanggap 6 Agustus.
Hiroshima Peace Memorial Park, saksi bisu serangan bom atom Hiroshima di Jepang semasa Perang Dunia tahun 1945 silam yang diperingati tiap tanggap 6 Agustus. /pixabay/

KABAR WONOSOBO - Warga Kota Hiroshima, Jepang membunyikan bel sebanyak 77 kali pada Sabtu, 6 Agustus 2022 sebagai peringatan 77 tahun peristiwa bom atom Hiroshima. 

77 tahun yang lalu, tepatnya pada 6 Agustus 1945, sebuah bom atom yang diberi nama ‘Little Boy’ jatuh di Hiroshima dan menewaskan sekitar 140.000 orang. 

Lonceng Perdamaian dibunyikan, kemudian kerumunan termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida mengheningkan cipta pada waktu yang tepat ketika bom meledak 77 tahun silam.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Anthony Sinisuka Ginting Juara Singapore Open 2022, Kalahkan Kodai Naraoka dari Jepang

Momen peringatan serangan bom atom pertama di dunia tersebut juga dijadikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres sebagai sebuah peringatan tentang adanya perlombaan senjata baru setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina.   

Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dan tak lama setelah itu, Presiden Rusia Vladimir Putin secara tidak langsung mengangkat kemungkinan adanya serangan nuklir. 

Konflik tersebut juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan pembangkit nuklir Ukraina.

Baca Juga: SINGAPORE OPEN 2022: Anthony Sinisuka Ginting vs Loh Kean Yew, Indonesia akan Hadapi Kodai Naraoka dari Jepang

Namun dugaan adanya kemungkinan serangan nuklir oleh Rusia tersebut sempat dibantah oleh duta besar Rusia. 

Pada Kamis, 4 Agustus 2022, duta besar Rusia untuk Jepang, Mikhail Galuzin mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.

Pada peringatan yang dihadiri oleh ribuan warga Hiroshima tersebut, Antonio Guterres hadir dan menjadi sekjen PBB kedua yang ambil bagian dalam upacara tahunan tersebut. 

Baca Juga: Shinzo Abe Meninggal Dunia, Pelaku Mengaku Tak Puas dengan Pemerintahan sang Mantan PM Jepang

"Senjata nuklir adalah omong kosong. Mereka tidak menjamin keselamatan, hanya kematian dan kehancuran," kata Guterres dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters. 

"Tiga perempat abad kemudian, kita harus bertanya apa yang telah kita pelajari dari awan jamur (ledakan bom atom) yang membengkak di atas kota ini pada tahun 1945,” lanjutnya. 

Kritik terhadap operasi militer Rusia ke Ukraina juga dilakukan oleh Walikota Hiroshima, Kazumi Matsui yang tidak mengundang duta besar Rusia ke acara tersebut. 

Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak

"Dalam menginvasi Ukraina, pemimpin Rusia yang dipilih untuk melindungi kehidupan dan harta benda rakyatnya, menggunakan mereka sebagai instrumen perang, mencuri nyawa dan mata pencaharian warga sipil di negara lain," kata Kazumi Matsui.

Matsui juga menambahkan, "di seluruh dunia, gagasan bahwa perdamaian bergantung pada pencegahan nuklir mendapatkan momentum”.

Perdana Menteri Fumio Kishida juga turut mengecam keras peluncuran rudal balistik China baru-baru ini sebagai ancaman keamanan dan keselamatan rakyat Jepang.

Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Ditembak dari Belakang

Kishida mengatakan bahwa ia akan bekerja sama dengan Guterres untuk mengatasi tindakan China yang dianggapnya mempengaruhi perdamaian dan stabilitas internasional. ***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah