Selain itu orang-orang tersebut membawa senjata api seperti senapan dan peluncur roket, serta parang dan kapak. Seorang pria bahkan mengenakan kemeja nomor 10 ikonik, terbungkus rompi bunuh diri.
Majalah satir tersebut telah banyak dikritik karena karikatur mereka yang diyakini sebagai gaya hidup Qatar, selain itu banyak yang percaya bahwa kartun tersebut mencerminkan budaya rasis yang dimiliki barat.
Baca Juga: Meski Masih Hiatus, BTS Disebut Bakal Tampil di Upacara Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar
Dalam hal ini, dikenal dengan karya kontroversialnya yang telah melahirkan banyak karya anti-Muslim islamophobia atau di masa lalu.
Menurut Middle Eastern Eye, kartun itu adalah insiden terbaru yang membuat frustrasi warga Qatar Menjelang Piala Dunia 2022.
Menteri luar negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al Thani, percaya bahwa negara-negara barat telah arogan Menjelang Piala Dunia 2022.
Baca Juga: PSSI Tetap Gelar Laga Kualifikasi Piala AFC U17
Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al Thani menyatakan bahwa sejak Qatar memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia banyak kontroversi dengan isu-isu negatif seperti kondisi pekerja dan hak LGBT yang sering menjadi berita.
Menteri luar negeri dalam wawancaranya dengan Sky News, ia berusaha untuk mempertahankan reputasi negaranya serta menanyakan kemampuan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Kampanye dari jauh bukanlah solusi. Menyerukan boikot Piala Dunia, atau mereka yang tidak datang ke Piala Dunia, itulah keputusan mereka pada akhirnya. Tapi mengapa mencegah orang dan masyarakat untuk menghadiri dan menikmatinya. Piala Dunia."